Skip to main content

Pemahaman Comprehensif

Selamat pagi mahasiswa semua,

Setelah menyimak video DDS, setidaknya ada disana disebutkan bagaimana posisi sustained release dan controlled release. Berikut adalah nilai tambahan untuk kuliah setelah bisa mensustained dan mengontrol release.

Dalam kasus sel-sel organ target sulit untuk diakses, mana yang akan kalian pilih: sustained release atau controlled release ? Apakah disolusi senyawa obat dari sediaan turut mempengaruhi suksesnya DDS ?

Silahkan menjawab dengan komen, sebutkan nomor absensi, nama, dan NIM lalu jawaban. Kalau belum ketemu jawabannya silahkan gunakan waktu hingga besok pagi ya. Semangat belajar !

Comments

  1. 41 B pak anto

    Pada organ organ yang sulit dijangkau lebih digunakan controlled release. Bentuk sustained release dirancang untuk pemakaian satu
    unit dosis tunggal yang menyajikan penglepasan sejumlah obat segera setelah
    pemakaiannya. Sedangkan dasar desain untuk bentuk sediaan controlled adalah untuk mengoptimumkan
    penyampaian obat, sehingga mencapai suatu ukuran kontrol dari efek terapi dalam
    menghadapi fluktuasi yang tidak tentu dalam lingkungan in vivo di mana
    pelepasan obat berlangsung.

    ReplyDelete
    Replies
    1. 08061381823088
      Haniah fauziah

      2. Iya karena disolusi merupakan proses melarutnya bahan aktif jadi dalam suatu DDS suatu obat harus melarutkan bahan aktifnya terlebih dahulu baru ke fase farmakokinetik dan akan sampai ke sel target, sehingga tingkat atau mutu disolusi obat berpengaruh terhadap efek obat pada reseptor sistemnya

      Delete
  2. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  3. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  4. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  5. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  6. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  7. 26 B Gustina Emilia Ningsih 08061281823048


    1.Pada organ organ yang sulit dijangkau lebih digunakan controlled release. Bentuk sustained release dirancang untuk pemakaian satu
    unit dosis tunggal yang menyajikan penglepasan sejumlah obat segera setelah
    pemakaiannya. Sedangkan dasar desain untuk bentuk sediaan controlled adalah untuk mengoptimumkan
    penyampaian obat, sehingga mencapai suatu ukuran kontrol dari efek terapi dalam
    menghadapi fluktuasi yang tidak tentu dalam lingkungan in vivo di mana
    pelepasan obat berlangsung.


    2. Iya karena disolusi merupakan proses melarutnya bahan aktif jadi dalam suatu DDS suatu obat harus melarutkan bahan aktifnya terlebih dahulu baru ke fase farmakokinetik dan akan sampai ke sel target, sehingga tingkat atau mutu disolusi obat berpengaruh terhadap efek obat pada reseptor sistemnya

    ReplyDelete
  8. 41 B
    08061381823088
    Haniah fauziah

    1. Pada organ organ yang sulit dijangkau lebih digunakan controlled release. Bentuk sustained release dirancang untuk pemakaian satu
    unit dosis tunggal yang menyajikan penglepasan sejumlah obat segera setelah
    pemakaiannya. Sedangkan dasar desain untuk bentuk sediaan controlled adalah untuk mengoptimumkan
    penyampaian obat, sehingga mencapai suatu ukuran kontrol dari efek terapi dalam
    menghadapi fluktuasi yang tidak tentu dalam lingkungan in vivo di mana
    pelepasan obat berlangsung.
    2. Iya karena disolusi merupakan proses melarutnya bahan aktif jadi dalam suatu DDS suatu obat harus melarutkan bahan aktifnya terlebih dahulu baru ke fase farmakokinetik dan akan sampai ke sel target, sehingga tingkat atau mutu disolusi obat berpengaruh terhadap efek obat pada reseptor sistemnya

    ReplyDelete
  9. 34 B
    Ermawati
    08061381823072

    1. Pada organ organ yang sulit dijangkau lebih digunakan controlled release. Bentuk sustained release dirancang untuk pemakaian satu
    unit dosis tunggal yang menyajikan penglepasan sejumlah obat segera setelah
    pemakaiannya. Sedangkan dasar desain untuk bentuk sediaan controlled adalah untuk mengoptimumkan
    penyampaian obat, sehingga mencapai suatu ukuran kontrol dari efek terapi dalam
    menghadapi fluktuasi yang tidak tentu dalam lingkungan in vivo di mana
    pelepasan obat berlangsung.
    2. Iya karena disolusi merupakan proses melarutnya bahan aktif jadi dalam suatu DDS suatu obat harus melarutkan bahan aktifnya terlebih dahulu baru ke fase farmakokinetik dan akan sampai ke sel target, sehingga tingkat atau mutu disolusi obat berpengaruh terhadap efek obat pada reseptor sistemnya

    ReplyDelete
  10. 8B ( Putri Pajariana/08061181823020)
    1. Dalam kasus sel-sel organ target yang sulit untuk diakses maka yang lebih tepat dipilih adalah controlled release hal tersebut dikarenakan, pada controlled release obat akan dilepaskan secara konstan sehingga konsentrasi obat di dalam plasma juga akan konstan, hal ini akan membantu dalam mencapai organ target yang sulit untuk dapat diakses.
    2. Disolusi senyawa obat turut mempengaruhi suksesnya DDS karena disolusi merupakan proses melarutnya bahan aktif dari sediaan dan untuk dapat sampai ke sel target atau reseptor target, obat harus terlarut terlebih dahulu pada cairan tubuh ,oleh sebab itu tingkat disolusi obat berpengaruh terhadap efek obat pada reseptor sistemnya

    ReplyDelete
  11. 48B Hana Novitasari Br P 08061381823104
    1.untuk obat yang sulit diakses maka pemilihan yang tepat adalah controlled release karena obat akan dilepaskan secara konstan sehingga konsentrasi dalam plasma konstan, obat dalam plasma yang konstan akan membantu dalam mencapai sel sel atau organ target yang sulit diakses
    bentuk sustained release dirancang untuk pemakaian satu
    unit dosis tunggal yang menyajikan penglepasan sejumlah obat segera setelah
    pemakaiannya dan berlangsung lama, Sedangkan dasar desain untuk bentuk sediaan controlled adalah untuk mengoptimumkan
    penyampaian obat, sehingga mencapai suatu ukuran kontrol dari efek terapi dalam
    menghadapi fluktuasi yang tidak tentu dalam lingkungan in vivo di mana
    pelepasan obat berlangsung,pelepasan obat lebih terkontrol pada controlled release sehingga obat yang dilepaskan lebih optimum dan efek yang dihasilkan lebih optimum dibandingkan demgan sustained release.

    2. Iya karena disolusi merupakan proses melarutnya bahan aktif jadi dalam suatu DDS suatu obat harus melarutkan bahan aktifnya terlebih dahulu baru ke fase farmakokinetik dan akan sampai ke sel target, sehingga tingkat atau mutu disolusi obat berpengaruh terhadap efek obat pada reseptor sistemnya

    ReplyDelete
    Replies
    1. 48B (Hana Novitasari Br P 08061381823104) Kebanyakan bentuk lepas lambat (sustained release) dirancang supaya
      pemakaian satu unit dosis tunggal menyajikan pelepasan sejumlah obat segera
      setelah pemakaiannya, secara tepat menghasilkan efek terapeutik yang diinginkan
      secara berangsur-angsur dan terus menerus melepaskan sejumlah obat lainnya
      selama periode waktu yang diperpanjang biasanya 8 sampai 12 jam
      obat dalam plasma yang konstan akan membantu dalam mencapai sel sel atau organ target yang sulit diakses
      bentuk sustained release dirancang untuk pemakaian satu
      unit dosis tunggal yang menyajikan penglepasan sejumlah obat segera setelah
      pemakaiannya dan berlangsung lama, Sedangkan dasar desain untuk bentuk sediaan controlled adalah untuk mengoptimumkan
      penyampaian obat, sehingga mencapai suatu ukuran kontrol dari efek terapi dalam
      menghadapi fluktuasi yang tidak tentu dalam lingkungan in vivo di mana
      pelepasan obat berlangsung,pelepasan obat lebih terkontrol pada controlled release sehingga obat yang dilepaskan lebih optimum dan efek yang dihasilkan lebih optimum dibandingkan demgan sustained release.

      2.iya karena disolusisalah satu proses biofarmasetik yang harus dialami oleh suatu zat aktif obat dalam tubuh pada saat obat digunakan dalam terapi.

      Delete
  12. 37 B_FENIA_08061381823078

    1. Controlled release lebih disarankan untuk kasus sel-sel organ target yang sulit diakses karena Controlled release memiliki Drug Delivery System yang konstan dalam rentang efek terapeutiknya sehingga pelepasan konsentrasi zat aktifnya akan sama tiap waktu dalam pelepasan obatnya.
    Sedangkan DDS sustained release memiliki kurva, dimana pelepasan maksimum konsentrasi zat obat hanya pada waktu awal dan akan menurun sepanjang waktu, sehingga tidak dapat mencapai sel organ target karena dapat di eliminasi oleh faktor first pass effect.

    2. Iya, disolusi senyawa obat turut mempengaruhi suksesnya DDS karena DDS pada suatu obat harus melarutkan bahan aktifnya terlebih dahulu agar dapat lanjut ke fase farmakokinetik dan akan sampai ke sel target, sehingga tingkat disolusi obat berpengaruh terhadap efek obat pada reseptor sistemnya.

    ReplyDelete
  13. 10. Sulistia_08061181823116

    • Dalam kasus sel-sel target yang sulit untuk di akses, lebih di gunakan controlled release, karena obat akan dilepaskan secara konstan sehingga konsentrasi dalam plasma konstan, obat dalam plasma yang konstan akan membantu dalam mencapai sel sel atau organ target yang sulit diakses.

    • Iya, disolusi senyawa obat dari sediaan turut mempengaruhi suksesnya DDS. Hal ini karena, disolusi merupakan proses melarutnya bahan aktif. Jadi, dalam suatu DDS suatu obat harus melarutkan bahan aktifnya terlebih dahulu baru ke fase farmakokinetik dan akan sampai ke sel target, sehingga tingkat atau mutu disolusi obat berpengaruh terhadap efek obat pada reseptor sistemnya.

    ReplyDelete
  14. No absen 9 B
    Ulfa Khairunnisa 08061181823022
    1.Pada organ organ yang sulit dijangkau lebih digunakan controlled release. Bentuk sustained release dirancang untuk pemakaian satu
    unit dosis tunggal yang menyajikan penglepasan sejumlah obat segera setelah
    pemakaiannya. Sedangkan dasar desain untuk bentuk sediaan controlled adalah untuk mengoptimumkan
    penyampaian obat, sehingga mencapai suatu ukuran kontrol dari efek terapi dalam
    menghadapi fluktuasi yang tidak tentu dalam lingkungan in vivo di mana
    pelepasan obat berlangsung.
    2. Iya karena disolusi merupakan proses melarutnya bahan aktif jadi dalam suatu DDS suatu obat harus melarutkan bahan aktifnya terlebih dahulu baru ke fase farmakokinetik dan akan sampai ke sel target, sehingga tingkat atau mutu disolusi obat berpengaruh terhadap efek obat pada reseptor sistemnya

    ReplyDelete
  15. 15 B pak anto
    Controlled release yang digunakan bagi sel sel target yang sulit diakses, dikarenakan
    Controlled release menunjukkan bahwa pelepasan obat dari bentuk sediaan
    terjadi sesuai dengan yang direncanakan, dapat diramalkan dan lebih lambat
    dari biasanya. Disolusi obat akan mempengaruhi suksesnya DDS

    ReplyDelete
  16. 1B_Aliza Farhan_08061181823004
    1.untuk obat yang sulit diakses maka di gunakan obat yang tepat adalah controlled release karena obat akan dilepaskan sudah di modifikasi sehingga pelepasa akan secara bertahap sehingga konsentrasi dalam plasma akan menjadi konstan, obat dalam plasma yang konstan akan membantu dalam mencapai target yang sulit diakses

    2. menurut farhan Iya pak ,karena disolusi merupakan proses memarutnya bahan aktif di dalam tubuh manusia, DDS berhasil karena suatu obat harus melarutkan bahan aktifnya terlebih dahulu baru ke fase farmakokinetik dan terjadi farmakodnamik dan akan sampai ke tujuan obat itu di berikan , sehingga tingkat disolusi obat berpengaruh terhadap efek obat pada reseptor sistemnya semakin baik tingkat disolusi maka semakin baik pula efek ke target yang di tujuh

    ReplyDelete
  17. 27 B
    JUNI ASTUTI(08061281823052)

    1.Pada organ organ yang sulit dijangkau lebih digunakan controlled release. Bentuk sustained release dirancang untuk pemakaian satu 
    unit dosis tunggal yang menyajikan penglepasan sejumlah obat segera setelah 
    pemakaiannya. Sedangkan dasar desain untuk bentuk sediaan controlled adalah untuk mengoptimumkan 
    penyampaian obat, sehingga mencapai suatu ukuran kontrol dari efek terapi dalam 
    menghadapi fluktuasi yang tidak tentu dalam lingkungan in vivo di mana 
    pelepasan obat berlangsung.


    2. Iya karena disolusi merupakan proses melarutnya bahan aktif jadi dalam suatu DDS suatu obat harus melarutkan bahan aktifnya terlebih dahulu baru ke fase farmakokinetik dan akan sampai ke sel target, sehingga tingkat atau mutu disolusi obat berpengaruh terhadap efek obat pada reseptor sistemnya

    ReplyDelete
  18. 32 B Ayu purnama_08061381823068
    1.untuk obat yang sulit diakses maka omeilihat yang tepat adalah controlled release karena obat akan dilepaskan secara konstan sehingga konsentrasi dalam plasma konstan, obat dalam plasma yang konstan akan membantu dalam mencapai organ target yang sulit diakses
    2. Iya karena disolusi merupakan proses memarutnya bahan aktif jadi dalam suatu DDS suatu obat harus melarutkan bahan aktifnya terlebih dahulu baru ke fase farmakokinetik dan akan sampai ke sel target, sehingga tingkat disolusi obat berpengaruh terhadap efek obat pada reseptor sistemnya

    ReplyDelete
  19. No. Absen 04 Putri Ledy Diana
    08061181823010
    1 ). Pada organ organ yang sulit dijangkau lebih digunakan controlled release. Bentuk sustained release dirancang untuk pemakaian satu 
    unit dosis tunggal yang menyajikan penglepasan sejumlah obat segera setelah 
    pemakaiannya. Sedangkan dasar desain untuk bentuk sediaan controlled adalah untuk mengoptimumkan 
    penyampaian obat, sehingga mencapai suatu ukuran kontrol dari efek terapi dalam 
    menghadapi fluktuasi yang tidak tentu dalam lingkungan in vivo di mana 
    pelepasan obat berlangsung.
    2 ). Iya karena disolusi merupakan proses melarutnya bahan aktif jadi dalam suatu DDS suatu obat harus melarutkan bahan aktifnya terlebih dahulu baru ke fase farmakokinetik dan akan sampai ke sel target, sehingga tingkat atau mutu disolusi obat berpengaruh terhadap efek obat pada reseptor sistemnya.

    ReplyDelete
  20. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  21. 36 B ANGGITIA LARAS SARI 08061381823076

    1. Dalam kasus sel-sel organ target yang sulit untuk diakses maka yang lebih tepat dipilih adalah controlled release hal tersebut dikarenakan, pada controlled release obat akan dilepaskan secara konstan sehingga konsentrasi obat di dalam plasma juga akan konstan, hal ini akan membantu dalam mencapai organ target yang sulit untuk dapat diakses.
    2. Disolusi senyawa obat turut mempengaruhi suksesnya DDS karena disolusi merupakan proses melarutnya bahan aktif dari sediaan dan untuk dapat sampai ke sel target atau reseptor target, obat harus terlarut terlebih dahulu pada cairan tubuh ,oleh sebab itu tingkat disolusi obat berpengaruh terhadap efek obat pada reseptor sistemnya

    ReplyDelete
  22. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  23. 49 B Jessica Nathasia LT (08061381823106) hadir pak Anto

    1. Sel-sel target yang sulit dijangkau lebih memilih untuk digunakan controlled release. Bentuk sustained release dirancang untuk pemakaian satu
    unit dosis tunggal yang menyajikan penglepasan sejumlah obat segera setelah
    pemakaiannya. Sedangkan dasar desain untuk bentuk sediaan controlled adalah untuk mengoptimumkan
    penyampaian obat, sehingga mencapai suatu ukuran kontrol dari efek terapi dalam
    menghadapi fluktuasi yang tidak tentu dalam lingkungan in vivo di mana
    pelepasan obat berlangsung.


    2. Iya, senyawa obat dari sediaan turut mempengaruhi suksesnya DDS. karena disolusi merupakan proses melarutnya bahan aktif jadi dalam suatu DDS suatu obat harus melarutkan bahan aktifnya terlebih dahulu baru ke fase farmakokinetik dan akan sampai ke sel target, sehingga tingkat atau mutu disolusi obat berpengaruh terhadap efek obat pada reseptor sistemnya.

    ReplyDelete
  24. 3B_AmiraAulineSalsabila_08061181823008

    1. untuk kasus sel-sel organ yang sulit diakses dipilih obat yang controlled release , karena dosis obat yang dilepaskan sama (konstan) ,sehingga konsentrasi dalam plasma konstan ,obat dalam plasma yang konstan akan membantu dalam mencapai target yang sulit d akses
    2. Iya, karena disolusi merupakan proses melarutnya tablet menjadi granul stelah itu melepaskan zat aktif . jadi dalam suatu DDS suatu obat harus melarutkan bahan aktifnya terlebih dahulu baru smpai ke proses farmakokinetik (ADME) dan akan sampai ke sel target

    ReplyDelete
  25. 2 B_ Yustika Nur Zannah_08061181823006
    1.untuk obat yang sulit diakses maka meilihat yang tepat adalah controlled release karena obat akan dilepaskan secara konstan sehingga konsentrasi dalam plasma konstan, obat dalam plasma yang konstan akan membantu dalam mencapai organ target yang sulit diakses.

    2. Iya karena disolusi merupakan proses melarutnya bahan aktif jadi dalam suatu DDS suatu obat harus melarutkan bahan aktifnya terlebih dahulu baru ke fase farmakokinetik dan akan sampai ke sel target, sehingga tingkat disolusi obat berpengaruh terhadap efek obat pada reseptor sistemnya

    ReplyDelete
    Replies
    1. 2 B_ Yustika Nur Zannah_08061181823006
      1. Menurut saya pak untuk obat yang sulit diakses maka kita bisa memilih controlled release karena obat akan dilepaskan secara konstan sehingga konsentrasi dalam plasma konstan, kemudian obat dalam plasma yang konstan
      ItuItu a membantu dalam mencapai organ target yang sulit diakses.

      2. Menurut saya iya pak, karena disolusi merupakan proses melarutnya bahan aktif. Maka DDS suatu obat harus melarutkan bahan aktifnya terlebih dahulu baru ke fase farmakokinetik dan kemudian akan sampai ke sel target, sehingga tingkat disolusi obat berpengaruh terhadap efek obat pada reseptor sistemnya.

      Delete
  26. 52B_md.husinsyah_08061381823114

    1. Menurut md controlled release pak, karna sesuai dengan pengertian controlled release yang maksudnya dapat mengontrol ke target tertentu. Yang terjadi : obat akan dilepaskan secara konstan sehingga konsentrasi dalam plasma konstan, obat dalam plasma yang konstan akan membantu dalam mencapai organ target yang sulit diakses.

    2. Menurut md iya, karna saat pengembangan bentuk sediaan obat atau disolusi yang diakui sebagai elemen dalam pengembangan obat. Dapat membantu mengoptimalkan desain obat untuk menghasilkan model pelepasan yang baik. Seperti proses disolusi yang terjadi, suatu obat harus melarutkan bahan aktifnya terlebih dahulu baru ke fase farmakokinetik dan akan sampai ke sel target, sehingga tingkat disolusi obat berpengaruh terhadap efek obat pada reseptor sistemnya. Maka dihasilkan proses pelepasan yang baik Atau DDS yang baik.

    ReplyDelete
  27. 31 B pak Anto

    -Untuk kasus sel-sel organ target sulit untuk diakses pilihan yang tepat adalah controlled release karena pelepasan obat akan lebih terkontrol sehingga obat yang dilepaskan ke plasma darah lebih optimum dan konstan, jika obat dalam plasma konstan akan membantu menjangkau sel-sel yang sulit diakses.
    -Berpengaruh, karena disolusi merupakan proses melarutnya bahan aktif jadi dalam suatu DDS suatu obat harus melarutkan bahan aktifnya terlebih dahulu baru ke fase farmakokinetik dan akan sampai ke sel target, sehingga tingkat atau mutu disolusi obat berpengaruh terhadap efek obat pada reseptor sistemnya.

    ReplyDelete
  28. 47 B

    Pilihan yg tepat adalah controlled release karena obat akan dilepaskan secara konstan sehingga konsentrasi dalam plasma konstan, obat dalam plasma yang konstan akan membantu dalam mencapai organ target yang sulit diakses

    Iya karena disolusi merupakan proses melarutnya bahan aktif tertentu jadi dalam suatu DDS suatu obat harus melarutkan bahan aktifnya terlebih dahulu baru ke fase farmakokinetik dan akan sampai ke sel target, sehingga tingkat disolusi obat berpengaruh terhadap efek obat pada reseptor sistemnya.

    ReplyDelete
  29. 7 B
    08061181823016
    Nurzam Rizki Jaya

    1. Untuk sel-sel organ target sulit untuk diakses atau di jangkau lebih tepat menggunakan controlled release. Bentuk sustained release dirancang untuk pemakaian satu unit dosis tunggal yang menyajikan penglepasan sejumlah obat segera setelah pemakaiannya. Sedangkan dasar desain untuk bentuk sediaan controlled adalah untuk mengoptimumkan penyampaian obat, sehingga tercapai efek terapi.

    2. Iya karena disolusi merupakan proses melarutnya bahan aktif jadi dalam suatu DDS suatu obat harus melarutkan bahan aktifnya terlebih dahulu baru ke fase farmakokinetik dan akan sampai ke sel target, sehingga tingkat atau mutu disolusi obat berpengaruh terhadap efek obat pada reseptor sistemnya

    ReplyDelete
  30. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  31. Nomor 14 B Sindi Pernama Sari
    Obat yang sulit diakses maka yang tepat adalah controlled release karena obat akan dilepaskan secara konstan sehingga konsentrasi dalam plasma konstan, obat dalam plasma yang konstan akan membantu dalam mencapai organ target yang sulit diakses
    2. karena disolusi merupakan proses melarutnya bahan aktif jadi dalam suatu DDS suatu obat harus melarutkan bahan aktifnya terlebih dahulu baru ke fase farmakokinetik dan akan sampai ke sel target, sehingga tingkat disolusi obat berpengaruh terhadap efek obat pada reseptor sistemnya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. This comment has been removed by the author.

      Delete
    2. 14 B
      Bentuk sediaan lepas lambat (sustained release) adalah bentuk sediaan yang dapat mengurangi efek samping, mengurangi jumlah penggunaan obat dan mengurangi fluktuasi obat secara umum serta dapat meningkatkan kenyamanan bagi pasien. Pembuatan sediaan lepas terkendali dapat dilakukan dengan teknik enkapsulasi yaitu penyalutan bahan aktif dalam suatu partikel spheris berukuran sangat kecil yang akan mengantarkan obat pada area target dan melepaskannya secara terkendali dengan efikasi obat dan efektifitas terapi meningkat. Sehingga itulah kenapa kasus sel-sel organ target yang sulit diakses dapat menggunakan obat sustained release karena obat dpt secara lepas lambat melepaskan atau mengkontrol pelepasan, waktu dan tempat lepas zat aktif pada sel target.

      Disolusi senyawa obat dari sediaan turut mempengaruhi DDS (drug delivery sistem) yaitu kelarutan senyawa dengan kelarutan sangat rendah sudah bersifat lepas lambat. Pelepasan obat dari bentuk sediaan dalam cairan gastrointestinal dibatasi oleh kecepatan disolusi. Dimana disolusi adalah proses melarutnya bahan obat dalam tubuh atau sel target dalam medium yang cocok. Sehingga disolusi mempengaruhi DDS (drug delivery sistem) untuk menghantarkan agent terapeutik kedalam tubuh.

      Delete
  32. 17 B_Syifa Syalsabilla_08061281823024

    1) untuk obat yang targetnya sulit diakses, maka yang tepat adalah controlled release. ha ini karena obat akan dilepaskan secara konstan sehingga konsentrasi dalam plasma konstan. obat dalam plasma yang konstan akan membantu dalam mencapai organ target yang sulit diakses

    2) YA. karena disolusi merupakan proses melarutnya bahan aktif, jadi dalam suatu DDS suatu obat harus melarutkan bahan aktifnya terlebih dahulu baru ke fase farmakokinetik dan akan sampai ke sel target, sehingga tingkat disolusi obat berpengaruh terhadap efek obat pada reseptor sistemnya.

    ReplyDelete
  33. 1.pada kasus sel-sel organ target yang sulit untuk diakses maka yang lebih tepat dipilih adalah controlled release hal ini disebabkan, pada controlled release obat akan dilepaskan secara konstan sehingga konsentrasi obat di dalam plasma juga akan konstan, hal ini akan membantu dalam mencapai organ target yang sulit untuk dapat diakses.
    2. Disolusi senyawa obat turut mempengaruhi suksesnya DDS karena disolusi adalah melarutnya bahan aktif (bahan obat) dari sediaan dan untuk dapat sampai ke sel target atau reseptor target, obat harus terlarut terlebih dahulu pada cairan tubuh ,dengan demikian tingkat disolusi obat berpengaruh terhadap efek obat pada reseptor sistemnya

    ReplyDelete
  34. 28 A
    Rachel Gabriella
    08061281823053
    Pada kasus organ organ yang sulit dijangkau digunakan controlled release karena obat dilepaskan konstan sehingga konsentrasinya di dalam plasma juga konstan jadi dapat membantu organ target yang sulit diakses. Tujuannya dari controlled release untuk mengendalikan konsentrasi pelepasan bahan obat untuk memperpanjang secara teratur dan mengefisienkan efek obat. Iya, disolusi merupakan proses melarutnya bahan aktif pada suatu obat. Pada DDS obat harus terlebih dahulu melarutkan zat aktifnya yang kemudian masuk ke proses farmakokinetiknya baru sampai ke sel target, oleh karena itu disolusi obat sangat berpengaruh terhadap efek dari suatu obat pada reseptor sistem yang dituju obat.

    ReplyDelete
  35. 1.untuk obat yang sulit diakses maka omeilihat yang tepat adalah controlled release karena obat akan dilepaskan secara konstan sehingga konsentrasi dalam plasma konstan, obat dalam plasma yang konstan akan membantu dalam mencapai organ target yang sulit diakses
    2. Iya karena disolusi merupakan proses memarutnya bahan aktif jadi dalam suatu DDS suatu obat harus melarutkan bahan aktifnya terlebih dahulu baru ke fase farmakokinetik dan akan sampai ke sel target, sehingga tingkat disolusi obat berpengaruh terhadap efek obat pada reseptor sistemnya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nur Fitriani_08061281823058_28B

      1. Apabila sel sel organ target sulit untuk diakses maka lebih cocok digunakan controlled release, karena pada controlled release proses pelepasan zat aktif dikendalikan( tidak langsung dilepaskan sekaligus melainkan sedikit demi sedikit). Hal ini cocok atau sesuai dengan harapan untuk memberi kesempatan pada zat aktif yg dilepas lebih dahulu agar mencapai sel target tujuan yang susah dicapai tadi, dengan demikian zat aktif yang lain tidak menumpuk pada plasma darah sehingga kemungkinan buruk yang terjadi lebih kecil.

      2. Menurut fitri disolusi sangat jelas mempengaruhi DDS pak karena disolusi mempunyai peran penting dalam hal proses obat menghasilkan efek. Disolusi adalah proses larutnya obat. Apabila kelarutan ini terganggu maka proses ADME (absorpsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi) yang dalm hal ini biasa disebut fase farmakokinetik akan terganggu. Untuk mencapai absorpsi maka obat harus dalam bentuk larut, apabila tidak maka obat tidak akan bisa di absorpsi oleh tubuh dan masuk ke sirkulasi sistemik. Apabila proses absorpsi tidak terjadi karena masalah pada obat yang tidak larut tadi maka otomatis proses distribusi metabolisme dan ekskresi juga tidak akan terlaksana yang akhirnya obat tidak menghasilkan efek. Hal inilah yang menyatakan mengapa disolusi sangat mempengaruhi proses dds

      Delete
  36. 50 B Shiba Dwi Permata
    08061381823108
    1.untuk obat yang sulit diakses maka pemilihan yang tepat adalah controlled release karena obat akan dilepaskan secara konstan sehingga konsentrasi dalam plasma konstan, obat dalam plasma yang konstan akan membantu dalam mencapai sel sel atau organ target yang sulit diakses
    2. Iya karena disolusi merupakan proses melarutnya bahan aktif jadi dalam suatu DDS suatu obat harus melarutkan bahan aktifnya terlebih dahulu baru ke fase farmakokinetik dan akan sampai ke sel target, sehingga tingkat atau mutu disolusi obat berpengaruh terhadap efek obat pada reseptor sistemnya

    ReplyDelete
  37. 46 B_Calvin Ciam Wijaya_08061381823100
    Controlled released, karena pada controlled released pelepasan obat akan terkontrol dalam plasma darah sehingga tercapai kadar terapeutik,yang lebih lama.modifikasi diberikan berupa polimer yang dapat dikontrol laju disolusinya serta memaksimalkan penyampaian obat pada target organ

    Iya berpengaruh karena dalam sistem penghantarab obat( drug delivery system) suatu obat harus terlebih dahulu melarutkan bahan aktifnya ke fase farmakokinetik dan akan sampai ke sel target, sehingga tingkat atau mutu disolusi obat berpengaruh terhadap efek obat pada reseptor sistemnya

    ReplyDelete
  38. No. absen 6 Azzahra Hiththah Bama Bihurinin 08061181823014
    Dalam kasus sel-sel organ target sulit untuk diakses, yang dipilih adalah controlled release. Hal ini karena obat akan dilepaskan secara konstan sehingga konsentrasi dalam plasma konstan dan membantu obat mencapai sel organ target yang sulit di akses.
    Ya, disolusi senyawa obat dari sediaan mempengaruhi suksesnya DDS. Karena disolusi adalah proses melarutnya zat aktif pada suatu sel organ target dan baru akan menimbulkan efek pada reseptor jika zat aktif telah melarut.

    ReplyDelete
  39. Nomor absen 21 A,
    Adelya agustina
    08061281823033

    1. Yang dipilih dalam kasus sel-sel organ target sulit untuk diakses adalah controlled release. Karena, dalam controlled release obat akan dilepaskan secara konstan sehingga menyebabkan konsentrasi obat di dalam plasma juga akan konstan, hal ini membantu dalam mencapai organ target yang sulit untuk diakses.
    2. Disolusi senyawa obat dari sediaan turut mempengaruhi suksesnya DDS karena disolusi merupakan proses melarutnya bahan aktif dari sediaan dan dapat sampai ke sel target atau reseptor target, obat harus terlarut terlebih dahulu pada cairan tubuh, oleh karena itu tingkat disolusi obat berpengaruh terhadap efek obat pada reseptor sistemnya.

    ReplyDelete
  40. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  41. 38 B Luthfiyah Amirah 08061381823080

    1. pilihan yang tepat untuk obat yang sulit diakses adalah controlled release karena obat akan dilepaskan secara konstan sehingga konsentrasi dalam plasma konstan, obat dalam plasma yang konstan akan membantu dalam mencapai organ target yang sulit

    2. Disolusi senyawa obat mempengaruhi suksesnya DDS karena disolusi merupakan proses melarutnya bahan aktif jadi dalam suatu DDS suatu obat harus melarutkan bahan aktifnya terlebih dahulu baru ke fase farmakokinetik dan akan sampai ke sel target, sehingga tingkat disolusi obat berpengaruh terhadap efek obat pada reseptor sistemnya

    ReplyDelete
  42. 32 A (Bellia Aryaningsih_08061381823061)
    Apabila dilihat pada kasus obat yang sulit diakses (sulit mencapai organ target) maka yang tepat dipilih adalah controlled release karena obat akan dilepaskan secara konstan sehingga konsentrasi dalam plasma konstan, obat dalam plasma yang konstan akan membantu dalam mencapai organ target yang sulit diakses. Yaa dikarenakan disolusi yakni proses melarutnya bahan aktif di dalam DDS suatu obat harus melarutkan bahan aktifnya terlebih dahulu lalu ke fase farmakokinetik sehingga akan sampai ke sel target, dan tingkat disolusi obat berpengaruh terhadap efek obat pada reseptor sistemnya.

    ReplyDelete
  43. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  44. 23 B, Rahmada Ayu Aulia, 08061281823038

    1. Pilihan yang tepat berupa controlled release. Hal ini dikarenakan pada controlled release obat dilepaskan secara konstan sehingga konsentrasi obat dalam plasma konstan juga. Obat yang konstan dalam plasma dapat membantu dalam mencapai organ target yang sulit untuk diakses.

    2. Disolusi senyawa obat turut mempengaruhi suksesnya DDS. Hal ini karena disolusi merupakan proses melarutnya bahan aktif dari suatu sediaan dan agar sampai ke sel target, obat dalam cairan tubuh harus terlarut terlebih dahulu, sehingga tingkat disolusi obat berpengaruh terhadap efek obat pada reseptor sistemnya

    ReplyDelete
  45. Mariska febriani_08061381i23073 (37A)
    1.Bila ditinjau dari pengertian sustained release dirancang supaya pemakaian satu unit dosis tunggal menyajikan pelepasan sejumlah obat segera setelah pemakaiannya, secara tepat menghasilkan efek terapeutik yang diinginkan secara berangsur-angsur dan terus menerus melepaskan sejumlah obat lainnya selama periode waktu yang diperpanjang biasanya 8 sampai 12 jam sedangkan Sediaan padat lepas terkendali (controlled release) adalah sediaan berupa tabletatau kapsul yang bersalut atau tidak bersalut yang mengandung bahan tambahan tertentuatau disediakan melalui proses tetentu dengan cara terpisah atau bersamaan yang pelepasan terkendali bertujuan untukmengendalikan konsentrasi pelepasan bahan obatuntuk memperpanjang secara teratur dan mengefisienkan efek obat
    Menurut saya lebih cocok controlled release karena pada sustained release ditujukan untuk memperpanjang efek terapetik sedangkan pada controlled release lebih mengacu pada pelepasan terkendali untuk mengendalikan pelepasan pada suatu sediaan obat
    2.Iya disolusi senyawa obat turut mempengaruhi suksesnya DDS karena dari pengertian Disolusi adalah proses pelepasan senyawa obat dari sediaan dan melarut dalam media pelarut sedangkan Drug Delivery System pada dasarnya adalah istilah yang menggambarkan bagaimana suatu obat dapat sampai ke tempat target aksinya

    ReplyDelete
  46. 51 B Annisa Savitri 08061381823110
    1.Dalam kasus sel-sel organ target yang sulit untuk diakses maka yang lebih tepat dipilih adalah controlled release hal tersebut dikarenakan, pada controlled release obat akan dilepaskan secara konstan sehingga konsentrasi obat di dalam plasma juga akan konstan, hal ini akan membantu dalam mencapai organ target yang sulit untuk dapat diakses. Pada organ organ yang sulit dijangkau lebih digunakan controlled release. Bentuk sustained release dirancang untuk pemakaian satu
    unit dosis tunggal yang menyajikan penglepasan sejumlah obat segera setelah pemakaiannya. Sedangkan dasar desain untuk bentuk sediaan controlled adalah untuk mengoptimumkan
    penyampaian obat, sehingga mencapai suatu ukuran kontrol dari efek terapi dalam
    menghadapi fluktuasi yang tidak tentu dalam lingkungan in vivo di mana pelepasan obat berlangsung.
    2. Disolusi senyawa obat turut mempengaruhi suksesnya DDS karena disolusi merupakan proses melarutnya bahan aktif dari sediaan dan untuk dapat sampai ke sel target atau reseptor target, obat harus terlarut terlebih dahulu pada cairan tubuh ,oleh sebab itu tingkat disolusi obat berpengaruh terhadap efek obat pada reseptor sistemnya

    ReplyDelete
  47. 16 B_08061181823128
    untuk obat yang sulit diakses maka yang tepat adalah controlled release karena obat akan dilepaskan secara konstan sehingga konsentrasi dalam plasma konstan, obat dalam plasma yang konstan akan membantu dalam mencapai organ target yang sulit diakses

    2. Iya karena disolusi merupakan proses memarutnya bahan aktif jadi dalam suatu DDS suatu obat harus melarutkan bahan aktifnya terlebih dahulu baru ke fase farmakokinetik dan akan sampai ke sel target, sehingga tingkat disolusi obat berpengaruh terhadap efek obat pada reseptor sistemnya

    ReplyDelete
  48. 7 A

    . Digunakan controlled release karena dasar desain untuk bentuk sediaan controlled adalah untuk mengoptimumkan
    penyampaian obat, sehingga mencapai suatu ukuran kontrol dari efek terapi dalam
    menghadapi fluktuasi yang tidak tentu dalam lingkungan in vivo di mana
    pelepasan obat berlangsung. Sedangkan bentuk sustained release dirancang untuk pemakaian satu
    unit dosis tunggal yang menyajikan pelepasan sejumlah obat segera setelah
    pemakaiannya.

    . Iya karena disolusi merupakan proses melarutnya bahan aktif jadi dalam suatu DDS suatu obat harus melarutkan bahan aktifnya terlebih dahulu baru ke fase farmakokinetik dan akan sampai ke sel target, sehingga tingkat atau mutu disolusi obat berpengaruh terhadap efek obat pada reseptor sistemnya.

    ReplyDelete
  49. 13B Dwi Melinia
    1.Dalam kasus obat yang sulit diakses oleh sel- sel organ target maka pilihan yang tepat adalah controlled release karena obat akan dilepaskan secara konstan sehingga konsentrasi dalam plasma konstan, obat dalam plasma yang konstan akan membantu dalam mencapai organ target yang sulit diakses.

    2. Iya turut mempengaruhi, hal ini dikarenakan disolusi merupakan proses memarutnya bahan aktif jadi dalam suatu DDS suatu obat harus melarutkan bahan aktifnya terlebih dahulu baru ke fase farmakokinetik dan akan sampai ke sel target, sehingga tingkat disolusi obat berpengaruh terhadap efek obat pada reseptor sistemnya.

    ReplyDelete
  50. 22B Annisa Ayuni Azzahra 08061281823036
    1. Controlled release merupakan pilihan yang tepat untuk organ target yang sulit untuk diakses. Bentuk sustained release dirancang untuk pemakaian satu
    unit dosis tunggal yang menyajikan penglepasan sejumlah obat segera setelah
    pemakaiannya. Sedangkan dasar desain untuk bentuk sediaan controlled adalah untuk mengoptimumkan
    penyampaian obat, sehingga mencapai suatu ukuran kontrol dari efek terapi dalam
    menghadapi fluktuasi yang tidak tentu dalam lingkungan in vivo di mana pelepasan obat berlangsung.

    2. Iya karena disolusi merupakan proses melarutnya bahan aktif jadi dalam suatu DDS suatu obat harus melarutkan bahan aktifnya terlebih dahulu baru ke fase farmakokinetik dan akan sampai ke sel target, sehingga tingkat atau mutu disolusi obat berpengaruh terhadap efek obat pada reseptor sistemnya

    ReplyDelete
  51. 41 A ANISSA TASYA LINTANG_08061381823081
    1.Untuk sel-sel organ target yang sulit diakses lebih digunakan controlled release, dimana pelepasan obat dari bentuk sediaan terjadi sesuai dengan yang direncanakan, dapat diramalkan atau dirancang sesuai target yang kita inginkan dan periode lebih lambat dari biasanya/ diperpanjang.
    2.iya, Disolusi juga turut mempengaruhi suksesnya DDS. Hal ini dikarenakan disolusi merupakan proses melarutnya bahan aktif. Serta disolusi dapat memanipulasi sediaan controlled release dengan kecepatan dan profil pelepasan yang diinginkan. Pada DDS ,obat harus melarutkan zat aktifnya terlebih dahulu. Lalu dilanjutkan dengan proses farmakokinetiknya baru sampai dalam sel target.

    ReplyDelete
  52. no Absen. 52 A CUT MUTIARA AZZAHRA/08061381823103
    1. Dalam kasus sel-sel organ target yang sulit untuk diakses menurut saya controlled release lebih tepat dibandingkan sustained release. Hal tersebut dikarenakan, tujuan controlled release adalah untuk mempertahankan tingkat terapeutik darah atau jaringan obat untuk periode yang diperpanjang. Obat ini melibatkan pertimbangan sifat fisikokimia obat, sifat farmakokinetik obat, cara pemberian, keadaan penyakit yang harus diobati dan yang terpentingpenempatan obat dan total sediaan yang akan memberikan hasil yang diinginkan temporal dan spasial pengiriman berpola. Pada controlled release juga obat akan dilepaskan secara konstan sehingga konsentrasi obat di dalam plasma juga akan konstan, hal ini akan membantu dalam mencapai organ target yang sulit untuk dapat diakses.
    2. Disolusi senyawa obat dapat mempengaruhi suksesnya DDS karena disolusi merupakan proses pelepasan senyawa obat dari sediaan dan melarut dalam media pelarut dan untuk dapat sampai ke sel target atau reseptor target, obat harus terlarut terlebih dahulu pada cairan tubuh ,oleh sebab itu tingkat disolusi obat berpengaruh terhadap efek obat pada reseptor sistemnya/tempat target aksinya

    ReplyDelete
  53. 39 B YOSI KOVALINA _ 08061381823082
    1. Pada organ organ yang sulit dijangkau lebih digunakan controlled release. Bentuk sustained release dirancang untuk pemakaian satu
    unit dosis tunggal yang menyajikan penglepasan sejumlah obat segera setelah
    pemakaiannya. Sedangkan dasar desain untuk bentuk sediaan controlled adalah untuk mengoptimumkan
    penyampaian obat, sehingga mencapai suatu ukuran kontrol dari efek terapi dalam
    menghadapi fluktuasi yang tidak tentu dalam lingkungan in vivo di mana
    pelepasan obat berlangsung.

    2. Iya karena disolusi merupakan proses melarutnya bahan aktif jadi dalam suatu DDS suatu obat harus melarutkan bahan aktifnya terlebih dahulu baru ke fase farmakokinetik dan akan sampai ke sel target, sehingga tingkat atau mutu disolusi obat berpengaruh terhadap efek obat pada reseptor sistemnya

    ReplyDelete
  54. 22 A_Anjas Hendrawan_08061281823035

    Izin menjawab Pak..
    1. Untuk kasus sel-sel organ target yang sulit untuk dicapai maka dipilih obat controlled release. Hal ini dikarenakan pada controlled release, pelepasan obat akan dimodifikasi atau dikendalikan sedemikian rupa sehingga kadar obat dalam plasma akan optimal dan dapat terdistribusi ke sel target. Sedangkan pada sustained release, kadar obat dilepaskan secara lambat untuk mempertahankan konsentrasi obat yang konstan pada plasma sehingga distribusi obat ke sel target belum tentu tercapai. Adapun tujuan dari controlled release untuk mengendalikan konsentrasi obat yang dilepaskan dan mengoptimalkan efek obat yang dicapai serta mengurangi frekuensi konsumsi obat.
    2. Ya, disolusi mempengaruhi suksesnya DDS. Pada DDS obat disalut dalam bahan polimerik dan kecepatan disolusi polimer menentukan kecepatan disolusi obat. Partikel obat yang memiliki lapisan penyalut yang paling tipis akan memberikan pelepasan yang segera hingga memenuhi konsentrasi obat yang dibutuhkan pada tahap awal pemberian dosis, sedangkan partikel obat yang memiliki lapisan penyalut lebih tebal akan memenuhi kadar obat yang dibutuhkan untuk menjaga konsentrasi obat tetap konstan di dalam plasma. Obat yang terdisolusi akan segera diabsorbsi dan didistribusikan menuju sel target.

    Terima kasih Pak

    ReplyDelete
  55. 42 B_Azzahra Maharani_08061381823092
    1. Obat yang sulit diakses disarankan untuk memilih controlled release. Hal ini dikarenakan obat akan dilepaskan secara konstan sehingga konsentrasi dalam plasma konstan, obat dalam plasma yang konstan akan membantu dalam mencapai sel sel atau organ target yang sulit diakses bentuk sustained release dirancang untuk pemakaian satu
    unit dosis tunggal yang menyajikan penglepasan sejumlah obat segera setelah
    pemakaiannya dan berlangsung lama. Sedangkan dasar desain untuk bentuk sediaan controlled adalah untuk mengoptimumkan
    penyampaian obat, sehingga mencapai suatu ukuran kontrol dari efek terapi dalam menghadapi fluktuasi yang tidak tentu dalam lingkungan in vivo di mana pelepasan obat berlangsung, pelepasan obat lebih terkontrol pada controlled release sehingga obat yang dilepaskan lebih optimum dan efek yang dihasilkan lebih optimum dibandingkan demgan sustained release.

    2. Iya. Hal ini dikarenakan disolusi merupakan proses melarutnya bahan aktif jadi dalam suatu DDS suatu obat harus melarutkan bahan aktifnya terlebih dahulu baru ke fase farmakokinetik dan akan sampai ke sel target, sehingga tingkat atau mutu disolusi obat berpengaruh terhadap efek obat pada reseptor sistemnya

    ReplyDelete
  56. 26 A_Sherly Violeta Lestari_08061281823049
    1. Dalam kasus sel-sel organ target yang sulit untuk diakses maka dipilih obat controlled release. Hal ini dikarenakan pada controlled release obat akan dilepaskan secara konstan sehingga konsentrasi obat di dalam plasma juga konstan dan akan membantu dalam mencapai organ target yang sulit untuk dapat diakses. Adapun tujuan dari controlled release untuk mengendalikan konsentrasi pelepasan bahan obat dan mengefisiensikan efek obat. Sedangkan pada sustained release, kadar obat dilepaskan secara lambat untuk mempertahankan konsentrasi obat yang konstan pada plasma.
    2.. Ya, disolusi mempengaruhi suksesnya DDS, Hal ini dikarenakan disolusi merupakan proses melarutnya bahan aktif dari sediaan dan untuk dapat sampai ke sel target atau reseptor target, obat harus terbsorpsi terlebih dahulu pada cairan tubuh (fase farmakokinetik obat / ADME) dan sampai ke sel target sehingga dapat memberikan efek. Pada DDS obat akan disalut dalam bahan polimerik dimana partikel obat yang memiliki lapisan penyalut yang paling tipis akan memberikan pelepasan yang cepat hingga memenuhi konsentrasi obat yang dibutuhkan pada tahap awal pemberian dosis, sedangkan partikel obat yang memiliki lapisan penyalut lebih tebal akan memenuhi kadar obat yang dibutuhkan untuk menjaga konsentrasi obat tetap konstan di dalam plasma sehingga obat yang terdisolusi akan segera diabsorbsi dan didistribusikan menuju sel organ (target).

    ReplyDelete
  57. 8 A
    ATHIYA NUR RAMADHANI
    08061181823017
    1. Sel organ target yang sulit untuk diakses adalah controlled release. Karena controlled release dapat mempertahankan pelepasan obat selama periode yang berkelanjutan pada tingkat yang hampir konstan sehingga mampu mengoptimalkan penyampaian obat dalam tubuh hingga mencapai suatu efek terapinya.
    2. Iya mempengaruhi.
    Karena disolusi adalah proses pelepasan senyawa obat dari sediaan dan melarut dalam media pelarut. Untuk dapat sampai ke sel atau respon target harus terlarut terlebih dahulu pada cairan tubuh, karena itu tingkat disolusi obat berpengaruh terhadap efek obat pada reseptor sistemnya.

    ReplyDelete
  58. 30 A_Shella mutia_08061281823127_A
    Untuk kasus sel-sel organ target sulit untuk diakses pilihan yang tepat adalah controlled release karena pelepasan obat akan lebih terkontrol sehingga obat yang dilepaskan ke plasma darah lebih optimum dan konstan, jika obat dalam plasma konstan akan membantu menjangkau sel-sel yang sulit diakses.
    Iya, disolusi merupakan proses melarutnya bahan aktif pada suatu obat. Pada DDS obat harus terlebih dahulu melarutkan zat aktifnya yang kemudian masuk ke proses farmakokinetiknya baru sampai ke sel target, oleh karena itu disolusi obat sangat berpengaruh terhadap efek dari suatu obat pada reseptor sistem yang dituju obat.

    ReplyDelete
  59. 4 A_Fito Pratama Helyken_08061181823007
    Jawaban:
    Dalam kasus sel-sel organ target sulit untuk diakses, mana yang akan kalian pilih: sustained release atau controlled release ? Sel-sel organ target yang sulit untuk diakses akan menggunakan bentuk sediaan controlled release (terkontrol). Hal ini dikarenakan bahwa controlled release menunjukkan pelepasan obat dari bentuk sediaan yang terjadi sesuai dengan yang direncakan atau dapat diramalkan pelepasan obatnya pada sel target. Sedangkan untuk bentuk sustained release (lepas lambat) berupa sediaan yang dirancang untuk melepaskan obatnya ke dalam tubuh secara perlahan-lahan atau bertahap supaya pelepasannya lebih lama dan memperpanjang aksi obat . Jadi pada sustained release pelepasan obatnya hanya di perlama didalam tubuh untuk menghasilkan kadar obat yang seragam di darah tetapi tidak digunakan untuk sel-sel target tertentu seperti controlled release.

    Apakah disolusi senyawa obat dari sediaan turut mempengaruhi suksesnya DDS ? ya, turut mempengaruhi. Obat yang memiliki kelarutan yang rendah tetapi permeabilitasnya tinggi, proses absorbsinya ditentukan oleh tahap disolusi. Untuk meningkatkan proses absorbsinya, kecepatan disolusi obat perlu ditingkatkan. Furosemid merupakan salah satu obat yang memiliki sifat praktis tidak larut dalam air. Salah satu teknik yang dapat digunakan untuk meningkatkan kecepatan disolusi adalah sistem dispersi padat. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa disolusi sangat berperan dalam DDS, karena bila disolusi yang tidak terkontrol ( atau terdisolusi dengan cepat ) maka sistem penghantaran obat akan tidak terkontrol atau tidak tepat pada sasaran yang dituju sehingga efek terapeutik yang di timbulkan menjadi berkurang atau tidak sesuai dengan yang dikehendaki.

    ReplyDelete
  60. 1A
    Natascha Depriyanti (08061181823001)
    1. Obat yang dipilih berupa jenis controlled release. Karena pelepasan obat dalam controlled release dapat diatur waktunya hingga sampai ke sel target. Dan juga pada controlled release dapat dikendalikan konsentrasi pelepasan bahan obat untuk memperpanjang secara teratur dan mengefisienkan efek obat untuk mencapai sel target.
    2. Iya disolusi suatu senyawa obat dapat mempengaruhi DDS karena suatu obat harus melarutkan bahan aktifnya terlebih dahulu baru akan masuk ke fase ADME (farmakokinetik) dalam tubuh dan mencapai sel target. Daya disolusi berpengaruh terhadap efek obat pada reseptor.

    ReplyDelete
  61. 11B Indah Nur Safitri 08061181823118
    1.untuk obat yang sulit diakses maka pemilihan yang tepat adalah controlled release karena obat akan dilepaskan secara konstan sehingga konsentrasi dalam plasma konstan, obat dalam plasma yang konstan akan membantu dalam mencapai sel sel atau organ target yang sulit diakses
    bentuk sustained release dirancang untuk pemakaian satu
    unit dosis tunggal yang menyajikan penglepasan sejumlah obat segera setelah
    pemakaiannya dan berlangsung lama, Sedangkan dasar desain untuk bentuk sediaan controlled adalah untuk mengoptimumkan
    penyampaian obat, sehingga mencapai suatu ukuran kontrol dari efek terapi dalam
    menghadapi fluktuasi yang tidak tentu dalam lingkungan in vivo di mana
    pelepasan obat berlangsung,pelepasan obat lebih terkontrol pada controlled release sehingga obat yang dilepaskan lebih optimum dan efek yang dihasilkan lebih optimum dibandingkan demgan sustained release.

    2. Iya karena disolusi merupakan proses melarutnya bahan aktif jadi dalam suatu DDS suatu obat harus melarutkan bahan aktifnya terlebih dahulu baru ke fase farmakokinetik dan akan sampai ke sel target, sehingga tingkat atau mutu disolusi obat berpengaruh terhadap efek obat pada reseptor sistemnya

    ReplyDelete
    Replies
    1. 11B Indah Nur Safitri 08061181823118
      1. Dalam kasus sel-sel organ target sulit untuk diakses maka pemilihan yang tepat adalah controlled release . Hal ini karena bentuk sediaan yang dirancang untuk melepaskan obatnya ke dalam tubuh secara perlahan-lahan atau bertahap supaya pelepasannya lebih lama dan memperpanjang aksi obat. sehingga konsentrasi dalam plasma konstan, obat dalam plasma yang konstan akan membantu dalam mencapai sel sel atau organ target yang sulit diakses
      Kebanyakan bentuk lepas lambat (sustained release) dirancang supaya pemakaian satu unit dosis tunggal menyajikan pelepasan sejumlah obat segera setelah pemakaiannya, secara tepat menghasillkan efek terapeutik yang diinginkan secara berangsur-angsur dan terus menerus melepaskan sejumlah obat lainnya untuk mempelihara tingkat pengaruhnya selama periode waktu yang diperpanjang, biasanya 8 sampai 12 jam (Ansel dkk, 2005).
      Sedangkan dasar desain untuk bentuk sediaan controlled adalah untuk mengoptimumkan penyampaian obat, sehingga mencapai suatu ukuran kontrol dari efek terapi dalam menghadapi fluktuasi yang tidak tentu dalam lingkungan in vivo di mana pelepasan obat berlangsung,pelepasan obat lebih terkontrol pada controlled release sehingga obat yang dilepaskan lebih optimum dan efek yang dihasilkan lebih optimum dibandingkan demgan sustained release. Namun ini untuk sel-sel organ yang mudah di akses sehingga pelepasan obat terkontrol dengan baik. Jika sel sel organ yang sulit diakses tidak tercapai pelepasan obat yang terkontrol.
      2. Iya sangat berpengaruh. Hal ini karena disolusi merupakan proses melarutnya bahan aktif dalam cairan tubuh yang tepat. Sehingga dalam suatu DDS suatu obat harus melarutkan bahan aktifnya terlebih dahulu baru ke fase farmakokinetik dan akan sampai ke sel target. Hal ini mengakibatkan tingkat atau mutu disolusi obat berpengaruh terhadap efek obat pada reseptor sistemnya.

      Delete
  62. 46 A, Novan Dwi Tama_08061381823091
    1.) Jadi, yang dipilih yaitu controlled release.Dalam kasus sel-sel organ target yang sulit untuk diakses maka dipilih obat controlled release, Karena pelepasan obat pada controlled release dapat di atur atau dikontrol waktu pelepasannya hingga sampai ke sel target, selain itu pada controlled release dapat dikendalikan konsentrasi pelepasan bahan obat untuk memperpanjang secara teratur dan mengefisienkan efek obat,sedangkan pada sustained release, kadar obat dilepaskan secara lambat untuk mempertahankan konsentrasi obat yang konstan pada plasma sehingga distribusi obat ke sel target belum tentu tercapai.

    2.) Iya, disolusi mempengaruhi suksesnya DDS, karena disolusi merupakan proses melarutnya bahan aktif. Bahan aktif terlebih dahulu masuk ke fase farmakokinetik dan akan sampai ke sel target, sehingga tingkat atau mutu disolusi obat berpengaruh terhadap efek obat pada reseptor sistemnya.
    Pada DDS, obat akan disalut dalam bahan polimerik dimana partikel obat yang memiliki lapisan penyalut yang paling tipis akan memberikan pelepasan yang cepat hingga memenuhi konsentrasi obat yang dibutuhkan pada tahap awal pemberian dosis, sedangkan partikel obat yang memiliki lapisan penyalut lebih tebal akan memenuhi kadar obat yang dibutuhkan untuk menjaga konsentrasi obat tetap konstan di dalam plasma sehingga obat yang terdisolusi akan segera diabsorbsi dan didistribusikan menuju sel target.

    ReplyDelete
  63. 39 A_Anazir mukafi_08061381823077
    1. Untuk kasus sel sel target Yang sulit diakses atau dicapai, maka sediaan tablet controlled release adalah sediaan yang tepat karena tablet controlled release mempunyai tujuan untuk mempertahankan tingkat terapeutik darah atau jaringan obat untuk periode yang diperpanjang. Ini biasanya dilakukan dengan mencoba untuk mendapatkan orde nol rilis atau pelepasan dari bentuk sediaan obat. Sehingga untuk sel target yang sulit diakses, tablet controlled release akan melepaskan senyawa aktifnya secara terkedali, sehingga kadar senyawa aktif dalam protein plasma akan tetap tercukupi kebutuhan untuk mencapai sel target tersebut.
    2. Iya, disolusi sangat berpengaruh terhadap drug delivery system suatu sediaan, untuk tablet controlled release, profil disolusinya sangat teratur atau terkendali, sehingga kadar senyawa aktif dalam protein plasma darah akan tetap ada hingga sampainya pada sel target yang sulit diakses terseut. Kecepatan pelepasan obat ditentukan oleh penggunaan polimer pada tablet controlled release, maka senyawa aktif Yang terkandung dalam tablet controlled release dapat Di prediksi atau Di kontrol kapan senyawa aktif tersebut sampai pada sel target yang diinginkan

    ReplyDelete
  64. 35B_Setiahardiyanti_08061381823074
    1. untuk obat yang sulit diakses maka pemilihan yang tepat adalah controlled release karena obat akan dilepaskan secara konstan sehingga konsentrasi dalam plasma konstan, obat dalam plasma yang konstan akan membantu dalam mencapai sel sel atau organ target yang sulit diakses
    2. Iya karena disolusi merupakan proses melarutnya bahan aktif jadi dalam suatu DDS suatu obat harus melarutkan bahan aktifnya terlebih dahulu baru ke fase farmakokinetik dan akan sampai ke sel target, sehingga tingkat atau mutu disolusi obat berpengaruh terhadap efek obat pada reseptor sistemnya

    ReplyDelete
  65. 57 A_Andre Agung Apriyanto_08061381823113
    1.untuk obat yang sulit diakses maka di gunakan obat yang tepat adalah controlled release karena obat akan dilepaskan sudah di modifikasi sehingga pelepasa akan secara bertahap sehingga konsentrasi dalam plasma akan menjadi konstan, obat dalam plasma yang konstan akan membantu dalam mencapai target yang sulit diakses

    2. menurut farhan Iya pak ,karena disolusi merupakan proses memarutnya bahan aktif di dalam tubuh manusia, DDS berhasil karena suatu obat harus melarutkan bahan aktifnya terlebih dahulu baru ke fase farmakokinetik dan terjadi farmakodnamik dan akan sampai ke tujuan obat itu di berikan , sehingga tingkat disolusi obat berpengaruh terhadap efek obat pada reseptor sistemnya semakin baik tingkat disolusi maka semakin baik pula efek ke target yang di tuju

    ReplyDelete
    Replies
    1. 57 A_Andre Agung Apriyanto_08061381823113
      1. Untuk obat yang sulit diakses maka pilihan obat yang tepat adalah controlled release, karena pelepasan obat yang sudah dimodifikasi dan terkontrol sehingga pelepasan akan secara bertahap sehingga konsentrasi dalam plasma akan menjadi konstan, Konsentrasi obat dalam plasma yang konstan akan membantu dalam mencapai target yang sulit diakses.

      2. Iya pak, karena disolusi merupakan proses melarutnya bahan aktif (obat) di dalam tubuh manusia baik di cairan lambung ataupun usus, DDS berhasil karena suatu obat harus melarutkan bahan aktifnya terlebih dahulu baru ke fase farmakokinetik dan terjadi farmakodinamik dan akan sampai ke tujuan obat itu di berikan, sehingga tingkat disolusi obat berpengaruh terhadap efek obat pada reseptor sistemnya semakin baik tingkat disolusi maka semakin baik pula efek ke target yang di tuju. JIka bahan obat tidak terlarut maka tubuh tidak dapat mengabsorbsi obat tersebut dan hanya akan dikeluarkan lagi oleh tubuh manusia (tidak menghasilkan efek). Selain itu disolusi obat berpengaruh terhadap proses ADME nya obat (absorbsi, distribusi, metabolisme, dan eksresi).

      Delete
  66. 5 B
    Firiyaliza Aulianisa
    08061181823012
    Dalam kasus organ organ target yang sulit untuk diakses, digunakan sediaan controlled release karena obat dilepaskan konstan sehingga konsentrasinya di dalam plasma juga konstan jadi dapat membantu organ target yang sulit diakses. Tujuannya dari controlled release untuk mengendalikan konsentrasi pelepasan bahan obat untuk memperpanjang secara teratur dan mengefisienkan efek obat.

    Iya, disolusi merupakan proses melarutnya bahan aktif pada suatu obat. Pada DDS obat harus terlebih dahulu melarutkan zat aktifnya yang kemudian masuk ke proses farmakokinetiknya baru sampai ke sel target.
    Oleh karena itu disolusi obat sangat berpengaruh terhadap efek dari suatu obat pada reseptor sistem yang dituju obat.

    ReplyDelete
  67. Hampir sependapat semuaya ya, OK lah :) ayo yang lanjut (merasa belum menjawab) masih ada waktu hingga besok pagi.

    ReplyDelete
  68. 30 B
    Dhorsan Egi Isnantyo
    08061381823064
    1. Untuk suatu obat yang sulit diakses maka pemilihan yang tepat adalah controlled release karena obat akan dilepaskan secara konstan sehingga konsentrasi dalam plasma konstan, obat dalam plasma yang konstan akan membantu dalam mencapai organ target yang sulit diakses

    2. Iya karena disolusi Itu sendiri merupakan proses melarutnya bahan aktif jadi dalam suatu DDS suatu obat harus melarutkan bahan aktifnya terlebih dahulu baru ke fase farmakokinetik dan akan sampai ke sel target, sehingga tingkat disolusi obat berpengaruh terhadap efek obat pada reseptor sistemnya

    ReplyDelete
  69. 33 A
    orin chia elga_08061381823063
    1. pada organ yang sulit dijangkau lebih digunakan controlled release. bentuk sustained release dirancang untuk pemakaian satu unit dosis tunggal yang menyajikan pelepasan sejumlah obat segera setelah pemakaian. sedangkan dasar desain untuk bentuk sediaan controlled release adalah untuk mengoptimumkan penyampaian obat, sehingga mencapai suatu ukuran kontrol dari efek terapi dalam mengadapi fluktuasi yang tidak tentu dalam lingkungan in vivo yang mana pelepasan obat berlangsung.

    2. iya, karena disolusi merupakan proses melarutnya bahan aktif jadi dalam suatu DDS suatu obat harus melarutkan bahan aktifnya terlebih dahulu ke fase farmakokinetik dan akan sampai ke sel target, sehingga tingkat atau mutu disolusi obat berpengaruh terhadap efek obat pada reseptor sistemnya.

    ReplyDelete
  70. 47 A
    Winda Agustria
    08061381823093
    1.untuk obat yang sulit diakses maka pemilihan yang tepat digunakan controlled release karena obat akan dilepaskan secara konstan sehingga konsentrasi dalam plasma konstan, obat dalam plasma yang konstan akan membantu dalam mencapai sel sel atau organ target yang sulit diakses.

    2. Iya karena disolusi adalah proses melarutnya bahan aktif jadi dalam suatu DDS suatu obat harus melarutkan bahan aktifnya terlebih dahulu baru ke fase farmakokinetik dan akan sampai ke sel target, sehingga tingkat atau mutu disolusi obat dapat berpengaruh terhadap efek obat pada reseptor sistemnya

    ReplyDelete
  71. 6 A
    Widea fitri utami_08061181823011
    1. pada organ yang sulit dijangkau lebih digunakan controlled release. bentuk sustained release dirancang untuk pemakaian satu unit dosis tunggal yang menyajikan pelepasan sejumlah obat segera setelah pemakaian. sedangkan dasar desain untuk bentuk sediaan controlled release adalah untuk mengoptimumkan penyampaian obat, sehingga mencapai suatu ukuran kontrol dari efek terapi dalam mengadapi fluktuasi yang tidak tentu dalam lingkungan in vivo yang mana pelepasan obat berlangsung.

    2. iya, karena disolusi merupakan proses melarutnya bahan aktif jadi dalam suatu DDS suatu obat harus melarutkan bahan aktifnya terlebih dahulu ke fase farmakokinetik dan akan sampai ke sel target, sehingga tingkat atau mutu disolusi obat berpengaruh terhadap efek obat pada reseptor sistemnya.

    ReplyDelete
  72. 23A_Naomi Teresya_08061281823037
    1.Pada organ organ yang sulit dijangkau lebih digunakan controlled release. Bentuk sustained release dirancang untuk pemakaian satu 
    unit dosis tunggal yang menyajikan penglepasan sejumlah obat segera setelah 
    pemakaiannya. Sedangkan dasar desain untuk bentuk sediaan controlled adalah untuk mengoptimumkan 
    penyampaian obat, sehingga mencapai suatu ukuran kontrol dari efek terapi dalam 
    menghadapi fluktuasi yang tidak tentu dalam lingkungan in vivo di mana 
    pelepasan obat berlangsung.
    2.Iya karena disolusi merupakan proses melarutnya bahan aktif jadi dalam suatu DDS suatu obat harus melarutkan bahan aktifnya terlebih dahulu baru ke fase farmakokinetik dan akan sampai ke sel target, sehingga tingkat atau mutu disolusi obat berpengaruh terhadap efek obat pada reseptor sistemnya

    ReplyDelete
  73. 44 A
    Septia peramahani_08061381823087

    1.untuk obat yang sulit diakses maka pemilihan yang tepat adalah controlled release karena obat akan dilepaskan secara konstan sehingga konsentrasi dalam plasma konstan, obat dalam plasma yang konstan akan membantu dalam mencapai sel sel atau organ target yang sulit diakses
    2. Iya karena disolusi merupakan proses melarutnya bahan aktif jadi dalam suatu DDS suatu obat harus melarutkan bahan aktifnya terlebih dahulu baru ke fase farmakokinetik dan akan sampai ke sel target, sehingga tingkat atau mutu disolusi obat berpengaruh terhadap efek obat pada reseptor sistemnya

    ReplyDelete
  74. 10 A
    .untuk obat yang sulit diakses maka pemilihan yang tepat adalah controlled release karena obat akan dilepaskan secara konstan sehingga konsentrasi dalam plasma konstan, obat dalam plasma yang konstan akan membantu dalam mencapai sel sel atau organ target yang sulit diakses
    2. Iya karena disolusi merupakan proses melarutnya bahan aktif jadi dalam suatu DDS suatu obat harus melarutkan bahan aktifnya terlebih dahulu baru ke fase farmakokinetik dan akan sampai ke sel target, sehingga tingkat atau mutu disolusi obat berpengaruh terhadap efek obat pada reseptor sistemnya

    ReplyDelete
  75. No. 56 A Natasya Dinia Aini/08061381823111

    1. Pada kasus sel-sel organ target yang sulit untuk diakses menurut saya controlled release lebih tepat dibandingkan sustained release.
    Mengapa? dikarenakan, tujuan controlled release adalah untuk mempertahankan tingkat terapeutik darah atau jaringan obat untuk periode yang diperpanjang. Obat ini melibatkan pertimbangan sifat fisikokimia obat, sifat farmakokinetik obat, cara pemberian, keadaan penyakit yang harus diobati dan yang terpenting penempatan obat dan total sediaan yang akan memberikan hasil yang diinginkan temporal dan spasial pengiriman berpola.
    Pada controlled release juga obat akan dilepaskan secara konstan sehingga konsentrasi obat di dalam plasma juga akan konstan, hal ini akan membantu dalam mencapai organ target yang sulit untuk dapat diakses.

    2. Disolusi senyawa obat dapat mempengaruhi suksesnya DDS karena disolusi merupakan proses pelepasan senyawa obat dari sediaan dan melarut dalam media pelarut dan untuk dapat sampai ke sel target atau reseptor target, obat harus terlarut terlebih dahulu pada cairan tubuh ,oleh sebab itu tingkat disolusi obat berpengaruh terhadap efek obat pada reseptor sistemnya/tempat target aksinya

    ReplyDelete
  76. 25 B
    1.untuk obat yang sulit diakses maka omeilihat yang tepat adalah controlled release karena obat akan dilepaskan secara konstan sehingga konsentrasi dalam plasma konstan, obat dalam plasma yang konstan akan membantu dalam mencapai organ target yang sulit diakses
    2. Iya karena disolusi merupakan proses memarutnya bahan aktif jadi dalam suatu DDS suatu obat harus melarutkan bahan aktifnya terlebih dahulu baru ke fase farmakokinetik dan akan sampai ke sel target, sehingga tingkat disolusi obat berpengaruh terhadap efek obat pada reseptor sistemnya

    ReplyDelete
  77. 14 A
    Baik pak, izin menjawab..
    1. Untuk sel-sel organ target yang sulit untuk diakses, dipilih obat controlled release. Hal ini disebabkan bahwa controlled release akan menunjukkan pelepasan obat dari bentuk sediaan yang terjadi sesuai dengan yang direncanakan pada sel target sehingga kadar obat dalam plasma akan optimal terdistribusi ke sel target. Sedangkan pada sustained release, kadar obat akan dilepaskan secara perlahan atau lambat untuk mempertahankan konsentrasi obat yang konstan pada plasma sehingga distribusi ke sel target pun belum tentu tercapai.
    2. Iyaa pak.. Disolusi mempengaruhi suksesnya DDS. Hal ini dikarenakan pada DDS obat akan disalut dalam bahan polimerik serta dengan kecepatan disolusi polimer yang menentukan kecepatan disolusi obat. Pada DDS obat harus terabsorbsi terlebih dahulu pada cairan tubuh atau fase ADME dan sampai ke sel target sehingga menimbulkan efek. Jadi dapat disimpulkan disolusi sangat berperan penting dalam DDS, karena apabila disolusi yang tidak terdisolusi dengan cepat maka sistem penghantaran obat akan tidak tepat sasaran sehingga efek terapeutik yang ditimbulkan menjadi kurang sesuai.
    Terimakasih pak..

    ReplyDelete
  78. 33 B
    1.untuk obat yang sulit diakses maka omeilihat yang tepat adalah controlled release karena obat akan dilepaskan secara konstan sehingga konsentrasi dalam plasma konstan, obat dalam plasma yang konstan akan membantu dalam mencapai organ target yang sulit diakses
    2. Iya karena disolusi merupakan proses memarutnya bahan aktif jadi dalam suatu DDS suatu obat harus melarutkan bahan aktifnya terlebih dahulu baru ke fase farmakokinetik dan akan sampai ke sel target, sehingga tingkat disolusi obat berpengaruh terhadap efek obat pada reseptor sistemnya

    ReplyDelete
  79. 36A fajriatul kamaliah


    1.Pada organ organ yang sulit dijangkau lebih digunakan controlled release. Bentuk sustained release dirancang untuk pemakaian satu
    unit dosis tunggal yang menyajikan penglepasan sejumlah obat segera setelah
    pemakaiannya. Sedangkan dasar desain untuk bentuk sediaan controlled adalah untuk mengoptimumkan
    penyampaian obat, sehingga mencapai suatu ukuran kontrol dari efek terapi dalam
    menghadapi fluktuasi yang tidak tentu dalam lingkungan in vivo di mana
    pelepasan obat berlangsung.


    2. Iya karena disolusi merupakan proses melarutnya bahan aktif jadi dalam suatu DDS suatu obat harus melarutkan bahan aktifnya terlebih dahulu baru ke fase farmakokinetik dan akan sampai ke sel target, sehingga tingkat atau mutu disolusi obat berpengaruh terhadap efek obat pada reseptor sistemnya

    ReplyDelete
  80. 15A _ Ainul mardiah _ 08061181823125
    1. Controlled release lebih disarankan untuk kasus sel-sel organ target yang sulit diakses karena Controlled release memiliki Drug Delivery System yang konstan dalam rentang efek terapeutiknya sehingga pelepasan konsentrasi zat aktifnya akan sama tiap waktu dalam pelepasan obatnya.


    2. Iya, disolusi senyawa obat turut mempengaruhi suksesnya DDS karena DDS pada suatu obat harus melarutkan bahan aktifnya terlebih dahulu agar dapat lanjut ke fase farmakokinetik dan akan sampai ke sel target, sehingga tingkat disolusi obat berpengaruh terhadap efek obat pada reseptor sistemnya.

    ReplyDelete
  81. 3 A
    Ria Hani Andira
    08061181823005

    organ organ yang sulit dijangkau digunakan controlled release karena obat dilepaskan konstan sehingga konsentrasinya di dalam plasma juga konstan jadi dapat membantu organ target yang sulit diakses. Tujuannya dari controlled release untuk mengendalikan konsentrasi pelepasan bahan obat untuk memperpanjang secara teratur dan mengefisienkan efek obat.

    Iya, disolusi merupakan proses melarutnya bahan aktif pada suatu obat. Pada DDS obat harus terlebih dahulu melarutkan zat aktifnya yang kemudian masuk ke proses farmakokinetiknya baru sampai ke sel target, oleh karena itu disolusi obat sangat berpengaruh terhadap efek dari suatu obat pada reseptor sistem yang dituju obat.

    ReplyDelete
  82. 42 A sela angreni

    Yang di pilih controlled released, karena pada controlled released pelepasan obat akan terkontrol dalam plasma darah sehingga tercapai kadar terapeutik,yang lebih lama. Modifikasi diberikan berupa polimer yang dapat dikontrol laju disolusinya serta memaksimalkan penyampaian obat pada target organ

    Disolusi mempengaruhi DDS dalam sistem penghantaran obat (drug delivery system) suatu obat harus terlebih dahulu melarutkan bahan aktifnya ke fase farmakokinetik dan akan sampai ke sel target, sehingga tingkat atau mutu disolusi obat berpengaruh terhadap efek obat pada reseptor sistemnya

    ReplyDelete
  83. 20 A Dezh Nahda Athiyya 08061281823031
    Obat yang sulit diakses maka pemilihan yang tepat adalah controlled release karena obat akan dilepaskan secara konstan sehingga konsentrasi dalam plasma konstan, obat dalam plasma yang konstan akan membantu dalam mencapai sel sel atau organ target yang sulit diakses

    Disolusi merupakan proses melarutnya bahan aktif jadi dalam suatu DDS suatu obat harus melarutkan bahan aktifnya terlebih dahulu baru ke fase farmakokinetik dan akan sampai ke sel target, sehingga tingkat atau mutu disolusi obat berpengaruh terhadap efek obat pada reseptor sistemnya

    ReplyDelete
  84. 19 A
    Dinia Tausiyah(08061281823029)
    1. Pada kasus sel-sel organ target yang sulit untuk dicapai maka digunakan obat controlled release karena pada controlled release, pelepasan obat akan dimodifikasi atau dikendalikan sedemikian rupa sehingga kadar obat dalam plasma akan optimal dan dapat terdistribusi ke sel target. Sesuai dengan tujuan dari controlled release yakni untuk mengendalikan konsentrasi obat yang dilepaskan dan mengoptimalkan efek obat yang dicapai serta mengurangi frekuensi konsumsi obat. Pada sustained release maka kadar obat dilepaskan secara lambat untuk mempertahankan konsentrasi obat yang konstan pada plasma. Hal ini menyebabkan distribusi obat ke sel target belum tentu tercapai.
    2. Iyaaa, disolusi akan mempengaruhi suksesnya DDS. Pada DDS obat disalut dalam bahan polimerik dan kecepatan disolusi polimer menentukan kecepatan disolusi obat. Partikel obat yang memiliki lapisan penyalut yang paling tipis akan memberikan pelepasan yang segera hingga memenuhi konsentrasi obat yang dibutuhkan pada tahap awal pemberian dosis

    ReplyDelete
  85. 38 A
    Arrum Wardina(08061381823075)
    1.Pada organ organ yang sulit dijangkau lebih digunakan controlled release. Bentuk sustained release dirancang untuk pemakaian satu
    unit dosis tunggal yang menyajikan penglepasan sejumlah obat segera setelah
    pemakaiannya. Sedangkan dasar desain untuk bentuk sediaan controlled adalah untuk mengoptimumkan
    penyampaian obat, sehingga mencapai suatu ukuran kontrol dari efek terapi dalam
    menghadapi fluktuasi yang tidak tentu dalam lingkungan in vivo di mana
    pelepasan obat berlangsung.
    2. ya karena disolusi merupakan proses melarutnya bahan aktif jadi dalam suatu DDS suatu obat harus melarutkan bahan aktifnya terlebih dahulu baru ke fase farmakokinetik dan akan sampai ke sel target, sehingga tingkat atau mutu disolusi obat berpengaruh terhadap efek obat pada reseptor sistemnya

    ReplyDelete
  86. 43 A
    Mutiara Ramadani(08061381823085)

    1.untuk obat yang sulit diakses maka pemilihan yang tepat adalah controlled release karena obat akan dilepaskan secara konstan sehingga konsentrasi dalam plasma konstan, obat dalam plasma yang konstan akan membantu dalam mencapai sel sel atau organ target yang sulit diakses

    2. Ya, karena disolusi merupakan proses melarutnya bahan aktif jadi dalam suatu DDS suatu obat harus melarutkan bahan aktifnya terlebih dahulu baru ke fase farmakokinetik dan akan sampai ke sel target, sehingga tingkat atau mutu disolusi obat berpengaruh terhadap efek obat pada reseptor sistemnya.

    ReplyDelete
  87. 40 A. Brequel Rubby Marxoni (08061381823079)

    Untuk kasus sel sel organ target yang sulit untuk diakses, bentuk sediaan yang disarankan adalah controlled release, karena sediaan controlled release ini memiliki sistem pelepasan obat yang terkendali sehingga kadar obat dalam plasma optimal dan efek obat akan tersampaikan kepada sel target.

    Iya, mempengaruhi suksesnya DDS. Pada DDS obat harus melarutkan bahan aktifnya terlebih dahulu kemudian masuk ke proses farmakokinetik, obat yang terdisolusi segera diabsorbsi lalu didistribusikan menuju ke sel target.

    ReplyDelete

  88. 34 A Nikensainuri _ 08061381823065
    1. Pada organ organ yang sulit dijangkau lebih digunakan controlled release. Bentuk sustained release dirancang untuk pemakaian satu
    unit dosis tunggal yang menyajikan penglepasan sejumlah obat segera setelah
    pemakaiannya. Sedangkan dasar desain untuk bentuk sediaan controlled adalah untuk mengoptimumkan
    penyampaian obat, sehingga mencapai suatu ukuran kontrol dari efek terapi dalam
    menghadapi fluktuasi yang tidak tentu dalam lingkungan in vivo di mana
    pelepasan obat berlangsung.

    2. Iya karena disolusi merupakan proses melarutnya bahan aktif jadi dalam suatu DDS suatu obat harus melarutkan bahan aktifnya terlebih dahulu baru ke fase farmakokinetik dan akan sampai ke sel target, sehingga tingkat atau mutu disolusi obat berpengaruh terhadap efek obat pada reseptor sistemnya

    ReplyDelete
  89. 21 B
    1. Pilihan yg tepat adalah controlled release karena obat akan dilepaskan secara konstan sehingga konsentrasi dalam plasma konstan, obat dalam plasma yang konstan akan membantu dalam mencapai organ target yang sulit diakses
    2. Iya karena disolusi merupakan proses melarutnya bahan aktif tertentu jadi dalam suatu DDS suatu obat harus melarutkan bahan aktifnya terlebih dahulu baru ke fase farmakokinetik dan akan sampai ke sel target, sehingga tingkat disolusi obat berpengaruh terhadap efek obat pada reseptor sistemnya.

    ReplyDelete
  90. 25A_Angelina Olivia M Nababan_08061281823045

    1. Dalam kasus sel-sel organ target yang sulit untuk diakses maka dipilih obat controlled release. Hal ini karena pada controlled release obat akan dilepaskan secara konstan sehingga konsentrasi obat di dalam plasma juga konstan dan akan membantu dalam mencapai organ target yang sulit untuk dapat diakses. Adapun tujuan dari controlled release untuk mengendalikan konsentrasi pelepasan bahan obat dan mengefisiensikan efek obat. Sedangkan pada sustained release, kadar obat dilepaskan secara lambat untuk mempertahankan konsentrasi obat yang konstan pada plasma.
    2. Disolusi mempengaruhi suksesnya DDS, Hal ini karena disolusi merupakan proses melarutnya bahan aktif dari sediaan dan untuk dapat sampai ke sel target atau reseptor target, obat harus terbsorpsi terlebih dahulu pada cairan tubuh (fase farmakokinetik obat / ADME) dan sampai ke sel target sehingga dapat memberikan efek. Pada DDS obat akan disalut dalam bahan polimerik dimana partikel obat yang memiliki lapisan penyalut yang paling tipis akan memberikan pelepasan yang cepat hingga memenuhi konsentrasi obat yang dibutuhkan pada tahap awal pemberian dosis, sedangkan partikel obat yang memiliki lapisan penyalut lebih tebal akan memenuhi kadar obat yang dibutuhkan untuk menjaga konsentrasi obat tetap konstan di dalam plasma sehingga obat yang terdisolusi akan segera diabsorbsi dan didistribusikan menuju sel organ (target).

    ReplyDelete
  91. 31 A hadir pak Anto
    1. Pada organ organ yang sulit dijangkau lebih digunakan controlled release. Bentuk sustained release dirancang untuk pemakaian satu
    unit dosis tunggal yang menyajikan penglepasan sejumlah obat segera setelah
    pemakaiannya. Sedangkan dasar desain untuk bentuk sediaan controlled adalah untuk mengoptimumkan
    penyampaian obat, sehingga mencapai suatu ukuran kontrol dari efek terapi dalam
    menghadapi fluktuasi yang tidak tentu dalam lingkungan in vivo di mana
    pelepasan obat berlangsung.

    2. Iya karena disolusi merupakan proses melarutnya bahan aktif jadi dalam suatu DDS suatu obat harus melarutkan bahan aktifnya terlebih dahulu baru ke fase farmakokinetik dan akan sampai ke sel target, sehingga tingkat atau mutu disolusi obat berpengaruh terhadap efek obat pada reseptor sistemnya

    ReplyDelete
  92. 31 A rizcka awlya syari zainita
    1.Pada organ organ yang sulit dijangkau lebih digunakan controlled release. Bentuk sustained release dirancang untuk pemakaian satu
    unit dosis tunggal yang menyajikan penglepasan sejumlah obat segera setelah
    pemakaiannya. Sedangkan dasar desain untuk bentuk sediaan controlled adalah untuk mengoptimumkan
    penyampaian obat, sehingga mencapai suatu ukuran kontrol dari efek terapi dalam
    menghadapi fluktuasi yang tidak tentu dalam lingkungan in vivo di mana
    pelepasan obat berlangsung.

    2. Iya karena disolusi merupakan proses melarutnya bahan aktif jadi dalam suatu DDS suatu obat harus melarutkan bahan aktifnya terlebih dahulu baru ke fase farmakokinetik dan akan sampai ke sel target, sehingga tingkat atau mutu disolusi obat berpengaruh terhadap efek obat pada reseptor sistemnya

    ReplyDelete
  93. 27A
    Alma azzahra_08061281823051
    1. Dalam kasus sel sel organ target untuk sel sel yang sulit diakses akan dipilih controlled release. Karena pada controlled release pelepasan secara terkendali dan secara ideal proses tersebut diharapkan berlangsung pada laju yang konstan tanpa tergantung pada pH dan kandungan ion pada semua bagian saluran cerna. Sehingga konsentrasi obat dalam plasma-pun akan ikut konstan dan memudahkan obat mencapai sel-sel organ yang sulit diakses.
    2. Iya, disolusi mempengaruhi suksesnya DDS karena disolusi merupakan proses pelarutan bahan aktif dari bentuk sediaan padat ke dalam media pelarutnya. Dimana selanjutnya masuk ke fase farmakokinetik, obat akan terabsorbsi pada cairan tubuh dan akan didistibusikan menuju sel organ atau target

    ReplyDelete
  94. 49A _ DeaOktareyinda _08061381823097
    1. Untuk obat yang sulit diakses maka pemilihan yang tepat adalah controlled release karena obat akan dilepaskan secara konstan sehingga konsentrasi dalam plasma konstan, obat dalam plasma yang konstan akan membantu dalam mencapai sel sel atau organ target yang sulit diakses
    bentuk sustained release dirancang untuk pemakaian satu
    unit dosis tunggal yang menyajikan penglepasan sejumlah obat segera setelah
    pemakaiannya dan berlangsung lama, Sedangkan dasar desain untuk bentuk sediaan controlled adalah untuk mengoptimumkan
    penyampaian obat, sehingga mencapai suatu ukuran kontrol dari efek terapi dalam
    menghadapi fluktuasi yang tidak tentu dalam lingkungan in vivo di mana
    pelepasan obat berlangsung,pelepasan obat lebih terkontrol pada controlled release sehingga obat yang dilepaskan lebih optimum dan efek yang dihasilkan lebih optimum dibandingkan demgan sustained release.

    2. Iya karena disolusi merupakan proses melarutnya bahan aktif jadi dalam suatu DDS suatu obat harus melarutkan bahan aktifnya terlebih dahulu baru ke fase farmakokinetik dan akan sampai ke sel target, sehingga tingkat atau mutu disolusi obat berpengaruh terhadap efek obat pada reseptor sistemnya

    ReplyDelete
  95. Absen 50 A pak
    Nabilah Putri Hadiani_08061381823099

    1.untuk obat yang sulit diakses maka di gunakan obat yang tepat adalah controlled release karena obat akan dilepaskan sudah di modifikasi sehingga pelepasa akan secara bertahap sehingga konsentrasi dalam plasma akan menjadi konstan, obat dalam plasma yang konstan akan membantu dalam mencapai target yang sulit diakses

    2. Iya pak, karena disolusi merupakan proses memarutnya bahan aktif di dalam tubuh manusia, DDS berhasil karena suatu obat harus melarutkan bahan aktifnya terlebih dahulu baru ke fase farmakokinetik dan terjadi farmakodnamik dan akan sampai ke tujuan obat itu di berikan , sehingga tingkat disolusi obat berpengaruh terhadap efek obat pada reseptor sistemnya semakin baik tingkat disolusi maka semakin baik pula efek ke target yang di tuju

    ReplyDelete
  96. Absen 48 A
    FADHILAH ENDRIATY
    08061381823095

    Untuk organ yang sulit dijangkau lebih baik digunakan controlled release. Hal ini dikarenakam dasar desain untuk bentuk sediaan controlled release adalah untuk mengoptimumkan
    penyampaian obat, sehingga mencapai suatu ukuran kontrol dari efek terapi dalam
    menghadapi fluktuasi yang tidak tentu dalam lingkungan in vivo di mana
    pelepasan obat berlangsung.

    Ya, disolusi mempengaruhi suksesnya DDS, hal ini karena disolusi merupakan proses memarutnya bahan aktif di dalam tubuh manusia, DDS berhasil karena suatu obat harus melarutkan bahan aktifnya terlebih dahulu baru ke fase farmakokinetik dan terjadi farmakodnamik dan akan sampai ke tujuan obat itu di berikan , sehingga tingkat disolusi obat berpengaruh terhadap efek obat pada reseptor sistemnya semakin baik tingkat disolusi maka semakin baik pula efek ke target yang dituju.

    ReplyDelete
  97. Absen : 13 A
    Nama : Catrina Kinanti
    Nim : 08061181823121

    1. pada organ yang sulit dijangkau lebih digunakan controlled release. bentuk sustained release dirancang untuk pemakaian satu unit dosis tunggal yang menyajikan pelepasan sejumlah obat segera setelah pemakaian. sedangkan dasar desain untuk bentuk sediaan controlled release adalah untuk mengoptimumkan penyampaian obat, sehingga mencapai suatu ukuran kontrol dari efek terapi dalam mengadapi fluktuasi yang tidak tentu dalam lingkungan in vivo yang mana pelepasan obat berlangsung.

    2. iya, karena disolusi merupakan proses melarutnya bahan aktif jadi dalam suatu DDS suatu obat harus melarutkan bahan aktifnya terlebih dahulu ke fase farmakokinetik dan akan sampai ke sel target, sehingga tingkat atau mutu disolusi obat berpengaruh terhadap efek obat pada reseptor sistemnya.

    ReplyDelete
  98. No absen : 11 A
    Nama : Nafisah Ramadona
    Nim : 08061181823117
    1. Obat yang sulit diakses maka pemilihan yang tepat adalah controlled release dikarenakan obat akan dilepaskan secara konstan sehingga konsentrasinya didalam plasma juga akan konstan, obat dalam plasma yang konstan akan dapat membantu dalam mencapai organ yang sulit dijangkau
    2. Iya, disolusi adalah proses melarutnya bahan aktif jadi dalam DDS suatu obat harus melarutkan bahan aktifnya terlebih dahulu baru ke fase farmakokinetik sehingga akan sampai ke sel target, dan tingkat atau mutu disolusi obat berpengaruh terhadap efek obat pada reseptor sistemnya

    ReplyDelete
  99. 2 A Intan Shafira 08061181813003
    Pada kasus organ organ yang sulit dijangkau digunakan controlled release karena obat dilepaskan konstan sehingga konsentrasinya di dalam plasma juga konstan jadi dapat membantu organ target yang sulit diakses. Tujuannya dari controlled release untuk mengendalikan konsentrasi pelepasan bahan obat untuk memperpanjang secara teratur dan mengefisienkan efek obat. Iya, disolusi merupakan proses melarutnya bahan aktif pada suatu obat. Pada DDS obat harus terlebih dahulu melarutkan zat aktifnya yang kemudian masuk ke proses farmakokinetiknya baru sampai ke sel target, oleh karena itu disolusi obat sangat berpengaruh terhadap efek dari suatu obat pada reseptor sistem yang dituju obat.

    ReplyDelete
  100. Iya, siapa yang bisa komen dengan melihat mengurutkan absensi SIAPA YANG BELUM MENJAWAB ? Jawaban siapa yang berkata bahwa Dissolusi TIDAK BERPENGARUH ? ayo pak anto mau lihat partisipasinya

    ReplyDelete
    Replies
    1. 25 B

      List yang Tidak Menjawab:
      5a
      9a
      12a
      12b
      16a
      17a
      19b
      20b
      24a
      29a
      29b
      35a
      43b
      44b
      45a
      45b
      51a
      53a
      54a
      55a
      58a

      Delete
    2. This comment has been removed by the author.

      Delete
    3. Makasih Berlianisa :) Fathimah mengapa mendelete comment ? :)

      Delete
  101. 24 B
    1. Pilihan yg tepat adalah controlled release karena obat akan dilepaskan secara konstan sehingga konsentrasi dalam plasma konstan, obat dalam plasma yang konstan akan membantu dalam mencapai organ target yang sulit diakses
    2. Iya karena disolusi merupakan proses melarutnya bahan aktif tertentu jadi dalam suatu DDS suatu obat harus melarutkan bahan aktifnya terlebih dahulu baru ke fase farmakokinetik dan akan sampai ke sel target, sehingga tingkat disolusi obat berpengaruh terhadap efek obat pada reseptor sistemnya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nama : faathimah adiibah
      Nim : 08061281823039
      Nomor absen 24 A
      1. Dalam kasus sel-sel organ yang lebih dipilih ialah controlled release karena pelepasan obatnya dapat dikontrol, sehingga konsentrasi dlm plasmanya konstan

      2. Iya karena disolusi merupakan proses melarutnya bahan aktif tertentu jadi dalam suatu DDS suatu obat harus melarutkan bahan aktifnya terlebih dahulu baru ke fase farmakokinetik dan akan sampai ke sel target, sehingga tingkat disolusi obat berpengaruh terhadap efek obat pada reseptor sistemnya.

      Delete
  102. 16A
    Venny elvariani
    08061281823023
    1. Pada organ organ yang sulit dijangkau lebih digunakan controlled release. Bentuk sustained release dirancang untuk pemakaian satu
    unit dosis tunggal yang menyajikan penglepasan sejumlah obat segera setelah
    pemakaiannya. Sedangkan dasar desain untuk bentuk sediaan controlled adalah untuk mengoptimumkan
    penyampaian obat, sehingga mencapai suatu ukuran kontrol dari efek terapi dalam
    menghadapi fluktuasi yang tidak tentu dalam lingkungan in vivo di mana
    pelepasan obat berlangsung.
    2. Iya karena disolusi merupakan proses melarutnya bahan aktif jadi dalam suatu DDS suatu obat harus melarutkan bahan aktifnya terlebih dahulu baru ke fase farmakokinetik dan akan sampai ke sel target, sehingga tingkat atau mutu disolusi obat berpengaruh terhadap efek obat pada reseptor sistemnya

    ReplyDelete
  103. 9.A
    1.Pada organ organ yang sulit dijangkau lebih digunakan controlled release. Bentuk sustained release dirancang untuk pemakaian satu
    unit dosis tunggal yang menyajikan penglepasan sejumlah obat segera setelah
    pemakaiannya. Sedangkan dasar desain untuk bentuk sediaan controlled adalah untuk mengoptimumkan
    penyampaian obat, sehingga mencapai suatu ukuran kontrol dari efek terapi dalam
    menghadapi fluktuasi yang tidak tentu dalam lingkungan in vivo di mana
    pelepasan obat berlangsung.


    2. Iya karena disolusi merupakan proses melarutnya bahan aktif jadi dalam suatu DDS suatu obat harus melarutkan bahan aktifnya terlebih dahulu baru ke fase farmakokinetik dan akan sampai ke sel target, sehingga tingkat atau mutu disolusi obat berpengaruh terhadap efek obat pada reseptor sistemnya

    ReplyDelete
  104. 17 A isnaini 08061281823025
    1. Dalam kasus sel-sel organ target yang sulit untuk diakses, maka pemilihan yang tepat adalah controlled release karena obat akan dilepaskan secara konstan sehingga konsentrasi dalam plasma konstan, obat dalam plasma yang konstan akan membantu dalam mencapai sel sel atau organ target yang sulit diakses.
    2. Iya tentunya disolusi senyawa obat dari sediaan mempengaruhi suksesnya DDS karena disolusi merupakan proses melarutnya bahan aktif. jadi, dalam suatu DDS suatu obat harus melarutkan bahan aktifnya terlebih dahulu baru ke fase farmakokinetik dan akan sampai ke sel target, sehingga tingkat atau mutu disolusi obat berpengaruh terhadap efek obat pada reseptor sistemnya.

    ReplyDelete
  105. No absen : 35A
    Nama : Ridha Safira Agoes
    Nim : 08061381823069

    - Dilipilih obat dalam bentuk controlled release,  hal ini di karenakan pada obat dalam bentuk ini akan dilepaskan secara konstan yang dapat menyebabkan konstentrasi obat yang ada didalam plasma juga akan tetap terjaga, sehingga obat dapat mencapai organ yang sulit dijangkau bila diberikan dalam bentuk sediaan lain.

    - Iya, disolusi senyawa obat dari sediaan akan turut mempengaruhi suksesnya DDS. Ini disebabkan karna proses disolusi mampu mempengaruhi melarutnya zat aktif dari bahan obat yang kemudian berlanjut ke fase farmakokinetik sehingga obat akan sampai ke sel target dan menimbulkan efek obat.

    ReplyDelete
  106. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  107. 55A
    Nadiyya Isfahani Mutaef
    07061381823109

    °Pada organ organ yang sulit dijangkau, lebih digunakan controlled release. Alasan pemilihannya adalah karena sustained release dirancang untuk pemakaian satu
    unit dosis tunggal yang menyajikan penglepasan sejumlah obat segera setelah
    pemakaiannya. Sedangkan dasar desain untuk bentuk sediaan controlled adalah untuk mengoptimumkan
    penyampaian obat, sehingga mencapai suatu ukuran kontrol dari efek terapi dalam
    menghadapi fluktuasi yang tidak tentu dalam lingkungan in vivo di mana
    pelepasan obat berlangsung.

    °iya, mempengaruhi. Hal inj karena disolusi merupakan proses melarutnya bahan aktif jadi dalam suatu DDS suatu obat harus melarutkan bahan aktifnya terlebih dahulu baru ke fase farmakokinetik dan akan sampai ke sel target, sehingga tingkat atau mutu disolusi obat berpengaruh terhadap efek obat pada reseptor sistemnya

    ReplyDelete
  108. 53 A
    Jihaan nabiila_08061381823105

    -Pada organ organ yang sulit dijangkau lebih digunakan controlled release. Bentuk sustained release dirancang untuk pemakaian satu
    unit dosis tunggal yang menyajikan penglepasan sejumlah obat segera setelah
    pemakaiannya. Sedangkan dasar desain untuk bentuk sediaan controlled adalah untuk mengoptimumkan
    penyampaian obat, sehingga mencapai suatu ukuran kontrol dari efek terapi dalam
    menghadapi fluktuasi yang tidak tentu dalam lingkungan in vivo di mana
    pelepasan obat berlangsung.


    - iya, ,dikarenakan disolusi merupakan proses melarutnya bahan aktif jadi dalam suatu DDS suatu obat harus melarutkan bahan aktifnya terlebih dahulu baru ke fase farmakokinetik dan akan sampai ke sel target, sehingga tingkat atau mutu disolusi obat berpengaruh terhadap efek obat pada reseptor sistemnya

    ReplyDelete
  109. 18 A (intan Sanjaya) (08061281823027)

    Menurut saya apa bila didalam kasus tersebut organ sulit untuk di akses maka akan di gunakan controlled release karena sistem ini menggunakan teknologi pembuatan khusus yang menunjukan kinetika pelepasan obat diperpanjang sampai dengan di capai reseptor yang diinginkan, karena target yang di tuju sulit.

    Disolusi senyawa obat sangatlah mempulengaruhi DSS (drug delivery system') karena berdasarkan laju disolusi akan diketahui berapa lama zat aktif obat tersebut dapat berefek, dan pada reseptor mana dia akan menghasilkan efek.

    ReplyDelete
  110. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  111. 12A ALIF FEBRIAN HANDOKO 08061181823119
    1.Yang dipilih yaitu cintrolled release. Untuk sel-swl organ target yang sulit diakses dapat digunakan obat controlled release. Pelepasan obat jenis ini dapat terkontrol hingga sampai ke sel target, konsentrasi pelepasannya dapat dikendalikan untuk memperpanjang dan mengefisiensikan efek obat. Pelepasan obat yang lambat dapat mempertahankan konsentrasi obat secara konstam dalam plasma, akibatnya diatribusi obat ke sel target belum tentu tercapai

    2.disolusi mempengaruhi suksesnya DSS, karena disolusi adalah proses pelarutan obat dalam ubuh. Zat aktif dengan segera masuk ke fase farmakokinetik dan sampai ke sel yang dituju, sehingga mutu disolusi obat berpengaruh terhadao eek obat pada reseptornya.
    Pada DDS, obat akan berbentuk obat salut yang berupa bahan polimerik di mana partikwl obat yang meiliki lapisan paling tipis akan memberikan pelepasannpaling cepat hingga memenuhi konsentrasi obat yang dibutuhkan, sedangkan untuk obat sengan lapirlsan tebal akan memnlenuhi kadar obat yetap konstan di dalam plasma, akibatnya obat yang telah terdiaolusi akan dapat terabsorbsi serta di distribusikan ke sel yang dituju.

    ReplyDelete
  112. 12A ALIF FEBRIAN HANDOKO 08061181823119
    1.Yang dipilih yaitu cintrolled release. Untuk sel-swl organ target yang sulit diakses dapat digunakan obat controlled release. Pelepasan obat jenis ini dapat terkontrol hingga sampai ke sel target, konsentrasi pelepasannya dapat dikendalikan untuk memperpanjang dan mengefisiensikan efek obat. Pelepasan obat yang lambat dapat mempertahankan konsentrasi obat secara konstam dalam plasma, akibatnya diatribusi obat ke sel target belum tentu tercapai

    2.disolusi mempengaruhi suksesnya DSS, karena disolusi adalah proses pelarutan obat dalam ubuh. Zat aktif dengan segera masuk ke fase farmakokinetik dan sampai ke sel yang dituju, sehingga mutu disolusi obat berpengaruh terhadao eek obat pada reseptornya.
    Pada DDS, obat akan berbentuk obat salut yang berupa bahan polimerik di mana partikwl obat yang meiliki lapisan paling tipis akan memberikan pelepasannpaling cepat hingga memenuhi konsentrasi obat yang dibutuhkan, sedangkan untuk obat sengan lapirlsan tebal akan memnlenuhi kadar obat yetap konstan di dalam plasma, akibatnya obat yang telah terdiaolusi akan dapat terabsorbsi serta di distribusikan ke sel yang dituju.

    ReplyDelete
  113. 29 B ANDINI WAHYUNINGTIYAS
    NIM : 08061381823062

    1. Pada kasus sel-sel organ target yang sulit untuk diakses maka dipilih obat controlled release. Hal ini dikarena pada controlled release obat akan dilepaskan secara konstan sehingga konsentrasi obat di dalam plasma juga konstan sehingga akan membantu dalam mencapai organ target yang sulit untuk bisa diakses. Adapun tujuan dari controlled release , yaitu untuk mengendalikan konsentrasi pelepasan bahan obat dan mengefisiensikan efek obat. Sedangkan pada sustained release, kadar obat dilepaskan secara lambat untuk mempertahankan konsentrasi obat yang konstan pada plasma.
    2. Disolusi mempengaruhi suksesnya DDS, Hal ini karena disolusi merupakan proses melarutnya bahan aktif dari sediaan dan untuk dapat sampai ke sel target atau reseptor target, obat harus terbsorpsi terlebih dahulu pada cairan tubuh (fase farmakokinetik obat / ADME) dan sampai ke sel target sehingga dapat memberikan efek. Pada DDS obat akan disalut dalam bahan polimerik dimana partikel obat yang memiliki lapisan penyalut yang paling tipis akan memberikan pelepasan yang cepat hingga memenuhi konsentrasi obat yang dibutuhkan pada tahap awal pemberian dosis, sedangkan partikel obat yang memiliki lapisan penyalut lebih tebal akan memenuhi kadar obat yang dibutuhkan untuk menjaga konsentrasi obat tetap konstan di dalam plasma sehingga obat yang terdisolusi akan segera diabsorbsi dan didistribusikan menuju sel organ (target).

    ReplyDelete
  114. 18 B
    Untuk organ yang sulit dijangkau lebih baik digunakan controlled release. Hal ini dikarenakam dasar desain untuk bentuk sediaan controlled release adalah untuk mengoptimumkan
    penyampaian obat, sehingga mencapai suatu ukuran kontrol dari efek terapi dalam
    menghadapi fluktuasi yang tidak tentu dalam lingkungan in vivo di mana
    pelepasan obat berlangsung.

    Ya, disolusi mempengaruhi suksesnya DDS, hal ini dikarenakan disolusi merupakan proses melarutnya bahan aktif di dalam tubuh manusia, DDS berhasil karena suatu obat harus melarutkan bahan aktifnya terlebih dahulu baru ke fase farmakokinetik dan terjadi farmakodnamik dan akan sampai ke tujuan obat itu di berikan , sehingga tingkat disolusi obat berpengaruh terhadap efek obat pada reseptor sistemnya semakin baik tingkat disolusi maka semakin baik pula efek ke target yang dituju.

    ReplyDelete
  115. 1.untuk obat yang sulit diakses maka pemilihan yang tepat adalah controlled release karena obat akan dilepaskan secara konstan sehingga konsentrasi dalam plasma konstan, obat dalam plasma yang konstan akan membantu dalam mencapai sel sel atau organ target yang sulit diakses
    2. Iya karena disolusi merupakan proses melarutnya bahan aktif jadi dalam suatu DDS suatu obat harus melarutkan bahan aktifnya terlebih dahulu baru ke fase farmakokinetik dan akan sampai ke sel target, sehingga tingkat atau mutu disolusi obat berpengaruh terhadap efek obat pada reseptor sistemnya

    ReplyDelete
  116. 54 A Jihan Nursita
    1. Menurut saya yang dipilih yaitu cintrolled release. Untuk sel-sel organ target yang dimana sulit diakses yang dimana dapat digunakan obat controlled release. Pelepasan obat jenis ini dapat terkontrol hingga sampai ke sel target, konsentrasi pelepasannya dapat dikendalikan untuk memperpanjang dan mengefisiensikan efek obat. Pelepasan obat yang lambat dapat mempertahankan konsentrasi obat secara konstan di dalam plasma, akibatnya diatribusi obat ke sel target belum tentu tercapai

    2.disolusi mempengaruhi suksesnya DSS, karena disolusi adalah proses pelarutan obat dalam ubuh. Zat aktif dengan segera masuk ke fase farmakokinetik dan sampai ke sel yang dituju, sehingga mutu disolusi obat berpengaruh terhadao eek obat pada reseptornya.
    Pada DDS, obat akan berbentuk obat salut yang berupa bahan polimerik yang dimana partikel obat yang meiliki lapisan paling tipis yang akan memberikan pelepasan obat paling cepat hingga memenuhi konsentrasi obat yang dibutuhkan, sedangkan untuk obat sengan lapisan tebal akan memenuhi kadar obat yang tetap konstan yang di dalam plasma, akibatnya obat yang telah terdiaolusi akan dapat terabsorbsi serta di distribusikan ke sel yang dituju. ialah

    ReplyDelete
  117. 45 B
    Riza Fadhilah
    08061381823098

    1. Pada kasus sel-sel organ target sulit untuk diakses, mana yang akan kalian pilih: sustained release atau controlled release ? Sel-sel organ target yang sulit untuk diakses akan menggunakan bentuk sediaan controlled release (terkontrol). Hal ini dikarenakan bahwa controlled release menunjukkan pelepasan obat dari bentuk sediaan yang terjadi sesuai dengan yang direncakan atau dapat diramalkan pelepasan obatnya pada sel target. Sedangkan untuk bentuk sustained release (lepas lambat) berupa sediaan yang dirancang untuk melepaskan obatnya ke dalam tubuh secara perlahan-lahan atau bertahap supaya pelepasannya lebih lama dan memperpanjang aksi obat . Jadi pada sustained release pelepasan obatnya hanya di perlama didalam tubuh untuk menghasilkan kadar obat yang seragam di darah tetapi tidak digunakan untuk sel-sel target tertentu seperti controlled release.

    2. Apakah disolusi senyawa obat dari sediaan turut mempengaruhi suksesnya DDS ? ya, turut mempengaruhi. Obat yang memiliki kelarutan yang rendah tetapi permeabilitasnya tinggi, proses absorbsinya ditentukan oleh tahap disolusi. Untuk meningkatkan proses absorbsinya, kecepatan disolusi obat perlu ditingkatkan. Furosemid merupakan salah satu obat yang memiliki sifat praktis tidak larut dalam air. Salah satu teknik yang dapat digunakan untuk meningkatkan kecepatan disolusi adalah sistem dispersi padat. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa disolusi sangat berperan dalam DDS, karena bila disolusi yang tidak terkontrol ( atau terdisolusi dengan cepat ) maka sistem penghantaran obat akan tidak terkontrol atau tidak tepat pada sasaran yang dituju sehingga efek terapeutik yang di timbulkan menjadi berkurang atau tidak sesuai dengan yang dikehendaki.

    ReplyDelete
  118. 20B
    Putri Fatimah (08061281823032)
    1. untuk organ yang sulit dicapai lebih baik menggunakan obat controlled release di bandingkan sustained release karena controlled release akan mengontrol konsentrasi zat aktif dengan konstan hingga mencapai target. maka controlled release akan mengoptimumkan zat aktif yg di lepaskan untuk sel target
    2. disolusi mempengaruhi suksesnya dds dalam mencapai target, karena disolusi merupakan melarutnya zat aktif untuk mencapai sel target. Namun, selain disolusi absorpsi dan distribusi zat aktif juga mempengaruhi karena jika disolusi obat baik namun absorpsi dan distribusinya kurang baik maka hal ini akan mengurangi kemaksimalan zat aktif untuk mencapai sel target

    ReplyDelete

  119. 34 A
    Nikensainuri_08061381823065
    izin menjawab pak
    1. Untuk kasus sel-sel organ target yang sulit untuk dicapai maka dipilih obat controlled release. Hal ini dikarenakan pada controlled release, pelepasan obat akan dimodifikasi atau dikendalikan sedemikian rupa sehingga kadar obat dalam plasma akan optimal dan dapat terdistribusi ke sel target. Sedangkan pada sustained release, kadar obat dilepaskan secara lambat untuk mempertahankan konsentrasi obat yang konstan pada plasma sehingga distribusi obat ke sel target belum tentu tercapai. Adapun tujuan dari controlled release untuk mengendalikan konsentrasi obat yang dilepaskan dan mengoptimalkan efek obat yang dicapai serta mengurangi frekuensi konsumsi obat.
    2. Ya, disolusi mempengaruhi suksesnya DDS. Pada DDS obat disalut dalam bahan polimerik dan kecepatan disolusi polimer menentukan kecepatan disolusi obat. Partikel obat yang memiliki lapisan penyalut yang paling tipis akan memberikan pelepasan yang segera hingga memenuhi konsentrasi obat yang dibutuhkan pada tahap awal pemberian dosis, sedangkan partikel obat yang memiliki lapisan penyalut lebih tebal akan memenuhi kadar obat yang dibutuhkan untuk menjaga konsentrasi obat tetap konstan di dalam plasma. Obat yang terdisolusi akan segera diabsorbsi dan didistribusikan menuju sel target.

    ReplyDelete
  120. 45 A
    Halima Nurfadila (08061381823089)
    1. Pada organ organ yang sulit dijangkau lebih digunakan controlled release. Bentuk sustained release dirancang untuk pemakaian satu
    unit dosis tunggal yang menyajikan penglepasan sejumlah obat segera setelah
    pemakaiannya. Sedangkan dasar desain untuk bentuk sediaan controlled adalah untuk mengoptimumkan
    penyampaian obat, sehingga mencapai suatu ukuran kontrol dari efek terapi dalam
    menghadapi fluktuasi yang tidak tentu dalam lingkungan in vivo di mana
    pelepasan obat berlangsung.


    2. Iya, karena disolusi merupakan proses melarutnya bahan aktif jadi dalam suatu DDS suatu obat harus melarutkan bahan aktifnya terlebih dahulu baru ke fase farmakokinetik dan akan sampai ke sel target, sehingga tingkat atau mutu disolusi obat berpengaruh terhadap efek obat pada reseptor sistemnya.

    ReplyDelete
  121. Ini nilai kita penentuan, sekali lihat banyak yang copy paste jawaban kawan. Ayo siapa yang hanya mengkopy paste ? diperbaiki lagi diedit sedikit kalimatnya. Jangan membuat KOMEN BARU, tetapi BALAS KOMEN KALIAN sendiri ya. Yang merasa tidak mengkopy paste, tidak apa-apa

    ReplyDelete
  122. 40 B
    Khalis Nasrullah
    08061381823086
    1. Dalam kasus sel-sel organ target sulit untuk diakses, lebih baik memilih sediaan controlled release dibandingkan subtained release. Hal ini dikarenakan Subtained release (SR) hanya mempertahankan pelepasan obat selama periode yang berkelanjutan tetapi tidak pada tingkat yang konstan. Sedangkan Controlled release (CR) dapat mempertahankan pelepasan obat selama periode yang berkelanjutan pada tingkat yang hampir konstan. Perbedaan rilis terkontrol adalah bahwa tidak hanya memperpanjang perpanjangan tetapi juga berupaya untuk memperpanjang mempertahankan kadar obat dalam jendela terapeutik untuk menghindari puncak yang berpotensi berbahaya dalam konsentrasi obat setelah konsumsi atau injeksi dan untuk memaksimalkan efisiensi terapi.
    2. Ya, karena semakin tinggi kecepatan disolusi suatu obat yang berbanding lurus dengan banyaknya konsentrasi obat yang terlarut dalam saluran cerna maka akan semakin banyak pula obat yang diabsorbsi sehingga meningkatkan bioavailabilitas. Sehingga apabila laju disolusi ya cepat itu berbanding lurus dengan sistem penghantaran obat karena obat akan sampai ke sel target dengan lebih cepat.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Ujian Akhir Semester

Selamat Bertemu Lagi Mahasiswa Mahasiswi Semua, Jawablah langsung dengan menyebutkan nomor absensi A atau B serta Nama dan Nim, yg tidak menulis nomor absensi adalah tidak hadir. Dengan menjawab langsung siapapun bisa melihat siapa yang mengkopi-paste :) tidak bisa mengelak. Jadi perhatikan jawaban teman dan susun kalimat menurut versi anda sendiri pasti akan berbeda pola kalimat setiap orang, karena otak juga beda-beda. Soal ini sangat mudah, sangat mendasar untuk keperluan industri, karena anda sudah memiliki kapabilitas yang cukup. 1. Kemukakanlah satu formula tablet effervescent. Bagaimana cara produksinya ? 2. Bagaimana cara mengevaluasi sediaan tablet effervescent ? 3. Kemukakanlah satu formula tablet sustained release. Bagaimana cara produksinya ? Selamat menjawab. Tulislah dulu dengan rapi di msword, edit berulang kali, lalu pindahkan ke kolom comment.
Pertemuan kita hari ini mendiskusikan tentang : Tablet Effervescen Ada nilainya bagi yang bersedia memberi komen. Jadi ketika membaca kata  Tablet Effervescen  apa yang kalian tahu tentang  Tablet Effervescen ? Apa nama produknya yang pernah kalian jumpai selama ini ? Membuat tablet effervencen adalah pekerjaan yang sulit. Karena ada komponen asam dan basa yang cepat bereaksi ketika kadar uap air di udara tinggi. Karena kita sedang berada pada aspek kuliah teknologi, maka secara garis besar pak anto akan menerangkan penggunaan teknologi sehingga manufacturing produk tablet effervescen ini dapat direalisasikan. Silahkan berembuk secara online 6 kelompok industrinya yaitu 3 dari kelas A dan 3 dari kelas B, apa kelompok industri kalian siap untuk menyikapi teknologi pembuatan tablet effervescen ? pimpro nya angkat tangan tentu dengan menyebutkan apa peralatan yang disediakan di industri kalian masing-masing [Tetapi khusus kelas A masih ada PR menuliskan R/ dari komp...
Nomor Identitas 1 A dst .... 1 B dst ... A kelas A,     B adalah kelas B Kelas A 1 NATASCHA DEPRIYANTI 2 INTAN SHAFIRA 3 RIA HANI ANDIRA 4 FITO PRATAMA HELYKEN 5 HELIVIA FLORENZIA BR.TOBING 6 WIDEA FITRI UTAMI 7 SHULFA FIRLIANI 8 ATHIYA NUR RAMADHANI 9 RIZKI PRAPITASARI 10 KHOLIFATUL AULIA UMAR 11 NAFISAH RAMADONA 12 ALIF FEBRIAN HANDOKO 13 CATRINA KINANTI 14 IRMA NADIA 15 AINUL MARDIAH 16 VENNY ELVARIANI 17 ISNAINI 18 INTAN SANJAYA 19 DINIA TAUSIYAH DIFRENTIANA 20 DEZH NAHDA ATHIYYA 21 ADELYA AGUSTINA 22 ANJAS HENDRAWAN 23 NAOMI TERESYA 24 FAATHIMAH ADIIBAH 25 ANGELINA OLIVIA MIKHAWATI NABABAN 26 SHERLY VIOLETA LESTARI 27 ALMA AZZAHRA 28 RACHEL GABRIELLA 29 NINA CAMELIA SEMBIRING 30 S...